Page 14 - majalah_edukasi_3
P. 14
Aku melayang di kehampaan selama berabad-abad. Yang menemaniku hanyalah jimat
pemberian ayah. Suatu kali aku mendapat keberuntungan. Sebuah sosok mendatangiku dalam
mimpi. Sosok itu memegang kepalaku dan memberkatiku. Ia bilang tak lama lagi akan ada harapan
untukku. Saat itu aku belum punya kekuatan apapun. Ketika ayah menemukanku, aku sudah
berubah dari gadis cilik penakut menjadi gadis yang cantik jelita. Berkat keabadian yang ayah
turunkan padaku, aku tetap bertahan hidup.
Ayah membawaku pulang ke Istana Kekacauan. Ketika aku kembali ke rumah, Avantos segera
bersujud di hadapan ayah dan aku meminta pengampunan. Pada awalnya ayah hendak meledakkan
Avantos menjadi atom-atom kecil dan menyebarkannya di alam kelahirannya, Alam Kekacauan.
Namun aku mencegah ayah dan memaafkan Avantos. Sebagai gantinya, Ayah memberikan
Avantos tugas tak berkesudahan yaitu untuk menjagaku, sebagai seorang kakak. Sejak saat itu,
sikap Avantos padaku kembali seperti sediakala. Bahkan mungkin jauh lebih baik.
Banyak hal yang ku lewatkan selama berabad-abad aku menghilang. Aku memiliki dua adik baru,
Khyvanthia dan Birithos. Ayah menciptakan sebuah ras baru. Ia menyebutnya umat manusia. Ia juga
menciptakan sebuah tempat untuk mereka tinggal. Ia menyebutnya Bumi. Ayah lalu menugaskan
kami, para dewa-dewi keturunannya, untuk menjaga kelangsungan hidup ras ini. Avantos bertugas
menyinari planet mereka. Stracathos bertugas melindungi mereka dari material asing. Khyvanthia
bertugas memberikan mereka sumber kehidupan, begitu pula dengan Birithos.
Namun, tak hanya kabar baik yang terjadi, ada juga kabar duka yang aku terima. Ibuku meninggal
ketika melahirkan Birithos. Ia memberikan semua kekuatannya untuk memberi kehidupan kepada
Birithos kecil yang sekarat. Sebagai akibatnya ia menentang takdir, nyawanya hilang. Ayah bilang
kita semua abadi, namun kita juga perlahan akan mati. Kekuatan kita akan habis. Aku sangat sedih
mendapati ibu sudah tiada hingga bintang-bintang berjatuhan dari surga ketika aku menangis.
Aku masih belum punya kekuatan. Lalu ayah mendapat solusi untuk memberiku kekuatan.
Ia menciptakan Bulan, dan menjadikan aku Ratu Kerajaan Bulan dan Dewi Angkasa, penjaga
keseimbangan di antara keempat Dewi elemen. Sebagai tambahan, Ayah memberiku kekuatan
tambahan setengah kali lipat kekuatan Avantos, menjadikanku Dewi terkuat di antara anak-anak
Kaios yang lain. Dan sekarang, tugasku adalah memandu saudara-saudaraku untuk melindungi
ras yang bernama umat manusia.
Akita menghela napas panjang. Semua cerita yang dikisahkan oleh Myrianthia sangat menarik.
Sangat jarang kita dapat mendengar kisah penciptaan dunia langsung dari Sang Dewi yang
melaksanakannya sendiri. “Jadi, bagaimana? Apa langkahmu sekarang?” tanya Sang Dewi Bulan.
Akita mengangguk mantap, “aku akan belajar membangkitkan kekuatan Khyvanthia. Aku akan
menghancurkan planet iblis itu, sekali dan untuk selamanya.”
End
Diambil dari kisah “Harapan Dibalik Cahaya Bulan” oleh Raka Radithya P.
14