Page 12 - majalah_edukasi_3
P. 12

bantuan Neng,” mengalir kalimat dari mulut Ibu dengan sedikit terengah-engah menahan gemuruh
       perasaan yang bercampur aduk. Tangis Ibu semakin dalam.
          Lama  kami  terdiam.  Bapak  terduduk  lemas  di  lantai  rumah,  Aku  pun  tak  berdaya,  duduk  di
       sebelah Bapak . Ibu tertunduk tak bertenaga di depan kami. Kami terbenam dalam pikiran kami
       masing-masing. Hingga, akhirnya aku pun bersuara.
          “Ibu, Bapak. Bagiku, Bapak dan Ibu adalah segalanya.  Bapak harus sembuh, harus. Kami masih
       menginginkan Bapak tetap sehat bersama Kami. Adik-adik masih membutuhkan Bapak.  Bapak
       harus berobat.”
          Entah kekuatan apa yang menghampiriku saat itu. Aku bisa sebegitu tegarnya, tangisku tak ada,
       lenyap tak bersisa.  Kata-kataku tegas, berwibawa, mengalir begitu saja. Barangkali inilah kekuatan
       cinta. Cinta mampu mengalahkan segalanya, mampu meredam perasaan yang teramat gundah,
       mampu  memadamkan  rasa  kecewa  yang  begitu  dirasa,  mampu  memberikan    kekuatan  untuk
       lunglai raga, mampu memompa logika ketika kenyataan yang ada tak sesuai dengan harapan
       yang begitu didamba. Ya, inilah cinta. Cinta yang teramat dalam, sangat dalam.
             Setelah itu, aku bergegas masuk ke kamar dan kembali lagi berkumpul bersama Ibu dan Bapak.
          “Ini Bu. Ambillah.”
          Kuserahkan  semua amplop yang bertuliskan: Untuk Masa Depan  itu ke genggaman  tangan Ibu sambil
       kupeluk Ibu teramat erat.
          “Jangan pernah Ibu katakan untuk meminjamnya. Ini uang Ibu. Ini juga uang Bapak. Peganglah, Bu. Pakailah
       untuk keperluan Ibu dan pengobatan Bapak.”
          Di kamar aku bersujud. Ini sujudku yang teramat panjang di sepertiga malam hingga pagi tiba. Hanya
       pada-Nya segala rasa yang berkecamuk di dada kutumpahkan. Hanya pada-nya segala rasa yang bergelegak
       dalam jiwa kuadukan. Hanya pada-Nya segala rasa yang bergemuruh dalam hati kuserahkan. Hanya pada-
       Nya. Bila ini adalah ketentuan yang terbaik dari-Mu, Ya Allah, maka aku rela menjalaninya. Aku pasrah, Ya
       Robb.  Mohon bimbing aku. Mohon beri aku kekuatan. Mohon beri aku keikhlasan. Mohon tuntun aku .
       Genggam aku, Ya Allah dengan sepenuh kasih sayang-Mu. Dekap aku, Ya Robb dengan cinta-Mu agar aku
       mampu mempersembahkan cinta yang terbaik bagi orang-orang yang kucintai, terutama Ibu dan Bapak.
       Cikarang 24 Oktober 2017














































                                                          12
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17