Page 28 - majalah_edukasi_10
P. 28
"Ara, kamu anak baik, tak pantas berteman
denganku, tak semestinya kamu minta maaf Pernah aku, mbak Nunuk, Anamaria dan
padaku, aku yang tidak tahu diri, siapa aku? anak Adi datang ke rumahnya, tapi tidak jumpa
nakal yang tidak dianggap ada di rumah dan selalu
membuat onar di sekolah, kalian anak-anak baik, dengannya, kata tukang kebunnya dia
tak patas berkawan dengan aku, mulai hari ini aku pindah di Jakarta, kami tidak tanya
tidak akan mengganggu dan merepotkan kalian Jakartanya mana sehingga sampai saat
lagi." ini, kami tidak pernah ketemu dia lagi,
Aku tak kuasa mendengar kata-katanya, seketika apalagi dia cuma sampai kelas satu,
tumpahlah air mataku, ternyata bukan cuma aku,
tapi semua teman kami yang merasa dekat sekolah di sekolahan kami.
dengan dia juga sama, kami bersedih, karena Walaupun yang lain bisa berjumpa
teman kami diperlukan tidak adil. kembali lewat WA Grup Alumni, tapi tidak
Padahal ada Adi yang bersamanya saat istirahat ada dia.
itu, mereka tidak berada di area kebakaran, tapi Dia adalah kenangan yang selalu aku buat
tetap teman kami yang jadi terdakwa.
sebagai sebuah pelajaran.
Heru duduk dibangkunya, tapi dia diam saja, tak Agar kita tidak boleh asal menuduh orang
sepatah kata keluar dari mulutnya. tanpa bukti-bukti yang kuat.
Aku tidak tahu apa yang terjadi di ruang BP saat Dan jangan memberi alasan karena masa
aku tinggalkan, mau bertanya kepada Heru, aku lalu seseorang.
tak berani, aku hanya menatapnya dengan hatiku
yang teriris-iris, sakit sekali. Bagaimanapun manusia itu bisa berubah,
Suasana kelaspun jadi sunyi, padahal tidak ada jadi jangan vonis mati, jika bukti tidak
guru yang mengajar, biasanya kalau jam pelajaran akurat.
kosong kita sudah ramai kayak pasar pindah. Semoga kisah teman saya bisa dijadikan
pelajaran buat kita semua, sebagai
Keesokan harinya aku tidak melihat Heru ke
sekolah, tempat biasa dia parkir mobilnya juga seorang pendidik atau pengurus harus
kosong, bahkan sampai pelajaran dimulaipun dia benar-benar adil dalam bertindak dan
belum datang. bersikap kepada siapapun.
"Apakah dia diskors ?" tanyaku dalam hati. Jazakumullah telah berkenan membaca
Aku tanya ke teman-teman tidak ada yang tahu kisah ini sampai tamat.
setelah kejadian itu.
Esoknya lagi dia juga tidak ke sekolah.
Sampai pada suatu saat dia datang ke sekolah, TAMAT
tapi tidak masuk ke kelas, dia cuma sampai kantor
guru dan kepala sekolah kemudian pulang lagi.
Aku setengah berlari menuju ke arahnya dan
memanggilnya, tapi dia cuek saja, bahkan
menolehpun tidak, dan aku cuma memandang
punggungnya dari jauh dan saat dia masuk ke
mobil, kemudian membawa mobilnya pergi dari
sekolahan kami.
Dan hari itu adalah hari terakhir aku melihatnya,
karena sejak saat itu,dia tidak lagi bersekolah di
sekolah kami.
24