Page 26 - majalah_edukasi_10
P. 26

"Ya jelaslah emang sekolah buat pacaran,        Aku pura-pura tidak tahu masalah mereka.
         sekolah itu buat belajar." sahutku.             "Tidak, dia ada yang antar."
         "Iya, kalau ceweknya seperti kamu yang gila     "Ok kalau begitu."
         pelajaran wajar sih, tapikan cewek Heru itu     "Terimakasih ya Ra?"
                                                         "Iya sama-sama hahahaha….resmi amat kamu
         Wina, si cewek yang gak bisa diam dan           ngomongnya, gak seperti biasanya."
         semua orang juga tahu gimana dia." terang       "Emang terkesan resmi ya?"
         mbak Nunuk.                                     "Ya terkesan aneh."


         "Terus Heru gimana mbak, dia dengar gosip       Singkat cerita aku sudah usai rapat, kemudian aku
         itu?"                                           menuju ke kantin sekolah dimana Heru sudah
         "Jelas dong 'kan mereka langsung putus          menunggu di sana.
         begitu Heru tahu ceweknya selingkuh.'           Melihat aku datang, dia lambaikan tangan.
         "Tapi kok Heru tidak cerita ke aku ya kalau     Aku balas dengan senyum.
         mereka sudah putus?"                            "Ra, mau pesan apa?"
                                                         "Aku minum saja jeruk hangat."
         "Kamu saja yang kurang peka."                   "Bu jeruk hangat satu, Juz tomat satu ya?"
         "Kurang peka apa maksudnya?"                    " Iya mas!"
         "Ya kurang perhatian sama mamasmu, kamu         "Ada apa kok nunggu aku?"
         itu kalau gak belajar, ngurusin OSIS atau       "Aku putus sama Wina."
         ngurusin majalah atau Pramukamu itu."           "Seharusnya kalian bicarakan baik-baik dulu."
         "Mbak gimana lagi semua itu kewajiban aku,      "Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi Ra, dia
         masak aku cuek-cuek saja."                      cuma manfaatin aku, dia sendiri yang bilang, kalau
         "Kita gak ke kantin nih?"                       orang lain aku tidak perduli, dia bilang sudah tidak
         "Tidak usah, nanti Istirahat kedua saja kita ke   nyaman sama aku dan dia bilang ternyata dia dulu
         kantinnya, sekalian aku makan siang, soalnya    tidak tau kalau si ketua OSIS itu juga suka dia, dia
                                                         kira cintanya bertepuk sebelah tangan, tapi
         pulang sekolah nanti ada rapat redaksi, aku     ternyata bersambut dan dia bilang ingin putus
         mau siapin pengumuman dulu."                    dengan aku, aku sedih, ingin marah, tapi justru
         "Heru belum balik ya ke kantin tadi"            hatiku lega, aku merasa terbebas dari segala
         "Tenang saja dia bareng Adi."                   aturan yang dia buat, kalau aku yang minta putus,
                                                         aku takut aku akan menyakitinya, tapi syukurlah
         Oya para pembaca aku kenakan temanku            dia yang minta."
         yang bernama Adi ini juga cowok cakep           "Kamu beneran tidak apa-apa?"
         putih, orang tuanya dua-duanya dokter,          "Iya aku tidak apa-apa."
         kalau sekolah bawa mobil mewah juga.            "Syukurlah kalau begitu."
         Kalau Ara cukup jalan kaki, naik angkot         "Her…, kalau kamu ada masalah atau sedang
                                                         kecewa, aku mohon dengan sangat, jangan
         atau cari tebengan ke sekolah hehehe.           kembali ke minuman keras dan merokok ya?"
         Walaupun anak orang kaya, Adi tidak             Entah mengapa saat ngomong seperti itu hatiku
         sombong dan sangat ramah pada siapapun.         yang sakit, dia jadi sangat pendiam, walaupun itu
         Kalau tahu oppa Korea yang bernama Lee          lebih baik, tapi ada rasa was-was dihatiku, aku
         dong wook nah mirip dia.                        takut apa yang telah aku perjuangkan untuk
                                                         membuat dia menjadi anak yang baik akan
         Bel masuk berbunyi dan kamipun sudah            hancur, dan tidak sadar air matakupun mulai
         mulai duduk di tempat duduk masing-masing,      mengalir ke pipi.
         walaupun masih ada yang duduk diatas meja       Heru menatapku dan bertanya.
         sambil nunggu guru yang mengajar masuk          "Ra...kamu nangis?"
                                                         "Eng... enggak kok, cuma tadi ada debu masuk ke
         kelas.                                          mata." Aku mengelak agar dia tidak berpikir
         "Ra…nanti kamu ada rapat ya?"                   macam-macam.
         "Iya Her."                                      "Yok kita pulang, sudah mulai sore, aku juga harus
         " Boleh aku menunggu kamu di kantin, nanti      sholat, di sini gak ada tempat untuk sholat."
         usai rapat aku antar kamu pulang?"              "Baiklah ayo!"
         "Hmm… kamu gak pulang sama Wina?"





                                                     22
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31