Page 23 - majalah_edukasi_10
P. 23
"Aku kan bukan tanya orang lain, aku tanya ke kamu karena kamu bukan orang lain bagiku, kamu
itu adikku yang paling manis….hmm." kebiasaan sambil mengacak rambutku yang sudah rapi.
"Mulai deh, suka sekali kamu bikin aku berantakan, sekarang ke kantin dulu yok, aku belum
sarapan nih !"
"Kok bisa ibumu kan Cateringan, kok sampai kamu tidak sarapan."
"Yach...mana enak sarapan di rumah, apalagi masih terlalu pagi."
"Baiklah, aku juga belum sarapan."
sambil menunjuk ke kantin dia bercerita, kalau pada suatu hari pernah melihat Wina pergi
boncengan motor dengan ketua OSIS kami, padahal Wina bukan anggota OSIS, makanya Heru
tanya ke aku, karena aku salah satu pengurus OSIS dan tak kalah tenarnya dengan sang ketua
OSIS.
"Her, mungkin kamu salah lihat kali."
"Mana mungkin aku salah lihat, dia bilang sama aku kalau mau pergi dengan ibunya, makanya
malam Minggu kemarin aku dilarangan ke rumahnya."
"Nah... kenapa kamu tidak apel aja ke rumahku hahaha...coba kalau kamu ke rumahku pasti tidak
akan galau karena ketemu cewekmu dengan ketua OSIS."
Setelah memesan makanan kami mencari tempat duduk, sengaja duduk didekat jendela yang
menghadap ke luar, dari jedela terlihat air sungai yang jernih mengalir ( ada sebuah sungai di
belakang sekolahku yang masih sangat jernih, dan bebas sampah).
Setelah duduk kami lanjutkan percakapan kami.
"Ra...kamu kenalkan sama si ketua OSIS?"
" Ya jelas kenal dong, akrab juga sama dia, emang ada apa?"
"Emang dia gak ada cerita tentang kedekatannya dengan Wina?"
"Aduh...Heru. 'kan tidak semua orang bisa nyaman bercerita padaku dan aku juga bukan seorang
psikiater, aneh galaumu sudah tingkat tinggi tu."
Aku perhatikan kawanku itu dengan rasa cemas, ada kesedihan terpancar di wajahnya, tapi dia
berusaha menutupinya.
Ini nih yang aku paling tidak suka dengan cinta cintaan ( gumamku dalam hati)
"Her… kenapa sotonya tidak dimakan, nanti dingin lho, makanlah jangan berfikir yang tidak tidak,
tar kejadian seperti yang kamu pikirkan lho."
"Apa aku berbuat salah ya sama Wina?"
"Kalian bicarakan saja, kaliankan yang tahu hubungan kalian seperti apa."
"Ra…!"
"Iya ada apa?"
Belum juga dia jawab pertanyaanku bel masuk berbunyi, karena hari Senin kami siap-siap ke
lapangan untuk Upacara bendera.
Dan seperti biasa karena aku salah satu petugas inti Paskibraka di sekolahku maka bertugas
mengibarkan bendera.
Hari berikutnya aku masih melihat kesedihan diwajah Heru, walaupun dia sudah banyak teman,
tapi kali ini dia sangat pendiam.
Aku masuk ke kelas dan kuhampiri dia.
19