Page 24 - majalah_edukasi_3
P. 24

MENGAJARKAN SISWA MENJADI PRIBADI YANG MAKSIMALIS AGAR SELALU
                                                  DO THE BEST


                                               Oleh: Didi Suradi, M.Pd.
                              Guru di Yayasan Al Muslim Tambun – Anggota KGPBR

          Maksimalis  merupakan  kebalikan  dari  minimalis.  Mengajarkan
       siswa  menjadi  pribadi  yang  maksimalis  sama  artinya  mengajarkan
       mereka tidak menjadi pribadi yang minimalis. Dalam hal ini kita artikan
       kemampuan melakukan segala hal secara maksimal dalam hidup
       mereka. Jika masih banyak orang yang berpendapat menjalani hidup
       itu  apa  adanya  saja,  maka  itu  tidak  boleh  terjadi  pada  siswa  kita.
       Mereka harus kita ajarkan bagaimana cara mengoptimalkan seluruh
       sumber daya yang mereka miliki untuk berbuat secara optimal agar
       mencapai semua keinginan yang hendak dicapainya.
          Bagaimanapun  kita  harus  mengakui  bahwa  negara  kita  masih
       sangat  tertinggal  dari  negara  lainnya  di  dunia  bahkan  di  Asia
       sekalipun seperti Singapura, Korea Selatan dan Jepang. Negara-
       negara  tersebut  telah  mampu  menjadi  negara  maju  dalam  segala
       bidang, terutama kualitas sumber daya manusia. Hal inilah yang menjadi faktor pemicu agar kita
       segera  menyiapkan  kualitas  sumber  daya  yang  mampu  mengejar  ketertinggalan  dari  negara-
       negara tersebut.
          Jika  kita  meyakini  bahwa  setiap  perbuatan  yang  nampak  pada  diri  seseorang  adalah  hasil
       dari  kebiasaan  yang  sering  dilakukan  sebelumnya,  maka  membentuk  pribadi  yang  maksimalis
       perlu juga dilakukan melalui proses pembiasaan. Selain memberikan motivasi agar siswa selalu
       melakukan yang terbaik atau dalam bahasa yang lebih keren disebut menjadi pribadi yang do the
       best, guru juga perlu sering-sering memberikan latihan uji kemampuan berpikir maupun bertindak
       pada siswa. Guru tak perlu khawatir jika siswa mengalami kegagalan. Justru kegagalan itu harus
       dijadikan momentum untuk mencoba memperbaiki diri agar menghasilkan yang terbaik.
          Memberikan pengajaran menjadi pribadi yang maksimalis akan berdampak pada peningkatan
       kualitas sumber daya manusia Indonesia. Siswa akan menjadi pribadi yang unggul di masa yang
       akan  datang.  Mereka  akan  sanggup  menghadapi  persaingan,  bahkan  mereka  akan  sanggup
       memenangkan  persaingan  itu.  Kebiasaan  menyelesaikan  pekerjaan  dengan  kualitas  terbaik,
       ditunjang  pula  oleh  keinginan  untuk  terus  belajar  dan  memperbaiki  diri  serta  perilaku  yang
       profesional merupakan bekal yang cukup bagi kehidupan mereka di masa depan.
          Perubahan zaman dan persaingan yang ketat bukanlah masalah lagi bagi mereka. Kompetensi
       yang telah dimiliki akan menjadi modal utama yang sangat berharga. Namun memiliki semangat
       do the best tidaklah cukup tanpa ditunjang oleh karakter yang baik. Siswa harus diajak berubah,
       terutama perubahan dalam tiga hal berikut, yaitu perubahan pada etos kerja atau kemampuan
       bekerja secara profesional, perubahan etika dan yang paling penting adalah perubahan moral.
       Ketiga hal tersebut tidak dapat dipisahkan. Karena itu semangat do the best perlu diperkuat dengan
       karakter yang baik sebagai landasan moral dalam bekerja secara profesional dan beretika yang
       benar. Hal-hal tersebut dapat menjadi faktor pemicu untuk bekerja mengejar ketertinggalan dari
       negara lain yang lebih dahulu maju di berbagai bidang.
          Pada tahap awal mengajarkan sikap menjadi pribadi maksimalis pada siswa, dimulai dengan
       memberikan pemahaman mengapa mereka harus bertindak demikian. Siswa harus paham alasan
       perlunya mengoptimalkan seluruh potensi dirinya. Menumbuhkan rasa percaya diri itu membuat
       siswa  yakin  bahwa  mereka  sanggup  melakukan  banyak  hal.  Dengan  memahami  hal  ini  akan
       memperkuat tekad siswa dalam menjalankannya.
          Tahapan berikutnya adalah melatih siswa untuk terbiasa menyelesaikan semua pekerjaan yang
       sudah dimulainya. Katakan pada mereka “Finish your start!” agar mereka merasa tertantang untuk
       menyelesaikan pekerjaan dengan cara terbaik. Berikan pendampingan sekadarnya saja. Biarkan
       mereka menemukan masalah dan mencari jalan keluar dari masalah tersebut. Tak perlu terburu-

                                                          24
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29