Page 18 - majalah_edukasi_2
P. 18
aku? Allah, ini tidak adil. Ari tak dapat kota ini karena membuat kakek neneknya iba
membendung airmatanya. Hatinya benar- dengan dirinya. Ya allah, yakinkan hatiku
benar bergejolak. Meski ia tahu dan kasihan bahwa Engkau Maha Kaya. RezekiMu luas,
melihat kondisi kakek neneknya. Tapi, ia tetap Seluas langit dan bumi. Itu selalu do’a yang
merasa sedih. dilantunkan Ari di dalam hatinya.
Dan pertemuan ini, saat Ari melihat bola
mata yang sudah penuh dengan genangan ****
airmata. Ari benar-benar jatuh
kepelukan kakek neneknya. Dengan air mata sedih,
Tangisan penuh segukan haru, bahagia Ari
bak anak kecil tak mengayunkan langkah
dapat ia elakkan menuju sekolah
lagi. Ari semakin yang telah bersedia
sedih melihat m e n e r i m a n y a
kakek neneknya sebagai OB. Sejak
yang sudah tua 6 bulan terakhir
renta. Mereka Ari semakin rajin
terus berjuang sholat karena ia
menyambung hidup bekerja sebagai
dengan berjualan penjaga toko herbal
kecil-kecilan di rumah. dan buku-buku islami
Hal inilah yang milik seorang bapak
memotivasi Ari ingin yang sering ketemu saat
berubah. Ia mempunyai ia sering berjualan keliling.
sebersit semangat untuk Namun, tokonya harus tutup
membahagiakan kakek neneknya. Ari masih karena habis kontrak dan pemilik tidak
ingat sosok kakek nenek lah yang membelainya ingin mengontrakkan tokonya lagi.
saat ia butuh belaian dari seorang ibu. Kakek Ari sudah punya tekad akan bekerja sebaik
nenek lah yang menjadi orangtuanya tempat mungkin. Rezeki Allah itu luas, Ari yakin akan
meminta segala keinginan waktu kecil. Mereka ada jalan rezeki di tempat ia bekerja. Terlebih
begitu menyayangi Ari meski dengan segala pihak sekolah mengizinkannya untuk tinggal
keterbatasan biaya. disana dan dapat makan catering dari sekolah.
Ari masih ingat baju sekolahnya waktu SD Semakin berbinar hati Ari. Allah Engkau maha
adalah baju-baju bekas pamannya waktu kecil Kaya. RezekiMu luas, Seluas langit dan bumi.
yang dijahit tambal kembali oleh nenek. Buku Berikan aku kesempatan berbuat baik dengan
tulisnya adalah buku-buku bekas pamannya semua orang untuk menebus masa laluku.
yang telah berwarna kekuningan karena sudah Berikan aku kesempatan menuntut ilmu dengan
lama mengendap dalam lemari. Semangat orang-orang sholeh disekitarku, batin Ari. Senja
mereka untuk menyekolahkan Ari tetap sama sore ini telah melukis langit dengan pendar
seperti mereka menyekolahkan anak-anaknya. warna jingganya yang mempesona.
Akhirnya Ari berusaha mencari pekerjaan
sesuai dengan kemampuannya sebagai tukang
las. Tapi tak ada satupun pekerjaan yang
berpihak padanya. Ia akhirnya berjualan
serabutan. Tapi, hal itu semakin membuat
Ari merasa sedih dengan kedatangannya ke
18