Page 24 - majalah_edukasi_2
P. 24

raja sehari. Walau acara dibalut kesederhanaan,       Akupun tak dapat mencegah kemauannya.
       banyak tangan-tangan saudara dan kerabat              Ingat emak harus makan, jaga kesehatan, dan
       mengucapkan selamat turut berbahagia.                 istirahat (aku berusaha mengingatkan emak).
       Perasaanku masih sama tetap terasa kosong             Mengapa setelah emak pamit pulang, hati ini

       dan hambar. Rasa ini semakin tak menentu,             semakin tak menentu dihantui kekhawatiran.
       seperti jarum jam yang tak tau arah harus             Mungkin saja ini hanya rasa curigaku.
       kemana. Tiba-tiba pandanganku menoleh ke                 Hari berganti malam, resepsi berjalan
       arah wajah wanita separuh renta itu (Nenek            dengan lancar. Meski sempat sejenak air langit
       suami) dengan dalam. Kasihan emak, pasti              mampir dengan deras. Semua rasa bercampur
       hatinya sangat sedih melihat cucunya menikah          menjadi satu. Masih dengan rasa tak  percaya,
       tanpa ditemani orang tua (sahut hatiku dalam          bagaikan mimpi di siang bolong. Aku sudah
       hati). Terlihat jelas di sudut pelipis matanya        terikat dalam bahtera rumah tangga. Semoga
       tersisa air mata.                                     keluarga baruku ini selalu menjadi sakinnah

          Saatnya foto keluarga. Anehnya, emak               mawaddah warrohmah. Amin…
       menolak untuk foto. Tanpa bicara hanya                   Malam berganti pagi, nyayian ayam jantan
       menggelengkan kepala. Emak seperti yang               belum terdengar di telingga. Suara azan subuh
       tidak aku kenal. Aku tarik saja tangan emak           nan syahdu membangunkan kami menunaikan
       dengan erat dan aku gandeng, sambil                                seruan-Nya. Seusai shalat subuh,
       bilang ke mas tukang foto.                                                terdengar suara handpone
       Mas ayo foto kami                                                             suami berdering. Segera
       sekarang(suaraku                                                                 suami  mengangkat
       dengan lantang).                                                                   ponselnya.
       Emak kenapa, dari
       tadi aku perhatikan

       terlihat  murung?
       Apa emak sakit? (aku
       mencoba memberikan sebuah
       pertanyaan-pertanyaan cemas kepada emak).
       Tetapi emak tetap saja diam membisu. Ya sudah            “Innalillahiwainnalillahirojiun,” suami
       sekarang emak makan dulu ya? Aku ambilkan             berusaha menutupi kabar duka itu dengan
       makanan dan minuman untuk emak. Tetap                 nada rendah. Sepertinya terdengar samar kabar
       saja emak hanya menggelengkan kepala. Aku             duka di telinggaku, membuat aku makin
       semakin penasaran dengan rasa yang semakin            penasaran. Akupun mendekati suamiku. Ada

       tak menentu ini.                                      apa? Seketika suamiku terdiam dengan wajah
          Sekarang emak istirahat saja di kamarku            murung dan sedih. Aku dengar sepertinya
       ya! Emak tidak usah pulang, lagi pula emak            ada kabar duka? (ucapku semakin penasaran).
       bawa pakaian ganti kan? Kali ini beliau               Siapa yang meninggal? (suamiku berusaha
       menjawab dengan nada lirih. Emak tidak mau            menutupi kebohongannya). Aku merasa kamu
       tidur di sini, emak ingin pulang saja bareng          merahasiakan sesuatu. Sekarang kita sudah
       dengan mobil besan. Kalau emak pulang                 menjadi suami istri, tidak ada yang harus
       nanti terlalu capek(aku berusaha membujuk             ditutupi (aku mendesak suamiku untuk jujur).
       emak). Sekarang emak sudah lega kalian sudah          i…iya…emak (dengan suara gugup). Ya ada
       menikah dan jika emak bermalam di sini, nanti         apa dengan emak? Kamu jangan kaget ya. Ya
       bikin repot. Tidak kok mak, aku dan keluarga          emak kenapa… (semakin aku penasaran).

       tidak merasa direpotkan. Justru kami sangat           Emak sudah tiada, tadi selesai shalat subuh
       senang. Emak tetap saja berpamitan pulang.            emak menghembuskan nafas terakhirnya.

   24
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29