Page 12 - majalah_edukasi_2
P. 12

Mamah ke dalam surga-Mu.                              pun menjadi saksi atas kado kelahiran Mamah.
          Aamiin…                                               Sejujurnya aku masih belum bisa terpisahkan
          Selamat jalan Mamah… moga kita                     dengan sosok seorang ibu, apalagi ibu itu
       dipertemukan di surga-Nya nanti. Aamiin.              adalah Mamahku yang buatku tidak akan bisa

          Baru terasa rasanya seperti mimpi harus            tergantikan oleh siapa pun.
       kehilangan sosok seorang ibu yang sangat                 Mamah telah pergi, surgaku telah pergi. Tak
       perhatian dan tulus dalam merawatku. Aku              ada lagi ciuman kaki Mamah saat akan terlelap
       belum bisa berbuat apa-apa bahkan belum               dalam pembaringan. Tak ada lagi celotehan lucu
       pernah memberikan sesuatu yang sangat                 yang sering kau utarakan padaku, “bentelu.”
       berharga untuk Mamah. Hampir tiap Jumat               Kata itu sering keluar dari mulut Mamah
       aku mendatangi makam Mamah dan berharap               dengan senyuman lucunya, tapi aku anggap itu
       doa-doaku sampai untuk Mamah di alam sana.            celotehan lucu dari Mamah yang mungkin saja
       Aku yakin Mamah membutuhkan kiriman doa               bisa menghibur hatinya yang sedang digeluti

       dariku, Karena hanya aku anak semata wayang           berbagai macam pekerjaannya sebagai Kepala
       yang Mamah miliki. Mimpi dan hanya mimpi              Sekolah. Jujur Mamah bagiku adalah seorang
       yang  selalu  datang  dalam  tidurku,  mimpi          pemimpin yang tegas dan yang paling penting
       bertemu Mamah. Sering bahkan sering sekali            tepat waktu, itu yang paling sulit.
       Mamah datang ke dalam mimpiku, mimpi itu                 Sekarang tinggal kenangan dan hanya
       selalu memberi pesan yang harus aku jalani dan        peninggalan-peninggalan Mamah yang terlihat
       aku selesaikan dengan berbagai urusan Mamah           jelas di hadapanku. Hanya tangis dan air mata
       selama di dunia.                                      yang menemaniku dalam kesendirian rindu
          Mamah…                                             akan sosok seorang ibu yang kini telah tiada.
          Akankah kau tahu betapa pilu hatiku melihat        Dalam kerinduan mengharap kedamaian di
       batu nisan atas nama Mamah. Remuk jiwaku,             hatiku. Aku merindukan sosok seorang ibu

       ingin rasanya aku teriak dan memelukmu                yang lembut dan kadang suka bikin jengkel sih.
       erat. Air mataku tak henti-hentinya mengalir          Tapi di situlah rasa humor dan canda Mamah
       menangisi kepergian Mamah. Ragaku ikhlas              yang sering aku saksikan dalam keseharianku.
       tapi jiwaku tak menentu. Batu nisan kenapa               Aku harus tegar tapi jujur aku tak mampu
       harus bertuliskan nama Mamah? Sakit hati              menjalani semua ini tanpa semangat dari
       ini mengingat celotehan nakal saat Mamah              sosok seorang ibu. Berbeda dengan semangat
       memerintahku, tapi aku bantah dengan kasar.           yang ayah berikan kepadaku. Sangat berbeda.
          Aku benci saat itu, saat di mana aku tak           Mungkin aku terlalu dekat dengan Mamah
       guna untuk Mamah. Bolehkah aku mengulang              sehingga serasa lumpuh hidupku tanpa Mamah.

       masa-masa bersama Mamah? Imajinasiku pun              Sebenarnya aku harus belajar menghadapi
       luluh lampah. Aku harus terima kenyataan tapi         semua ini sendiri mandiri tapi apakah aku
       berat rasanya kenyataan ini.                          mampu?
          Mentari kini telah redup…                             “Usoli bari jeng usaha,” pesan Mamah saat
          Cahaya raut wajah Mamah bagaikan                   aku sedang mengalami masa keterpurukan
       cerminan jiwaku, saat itu tanggal 11 November         dalam mengahadapi pekerjaan. Artinya kita
       2017. Di mana hari itu tepat hari kelahiran           harus berdoa sambil kita juga harus berusaha
       Mamah. Harusnya 56 tahun aku selipkan lilin           kalau kita menginginkan sesuatu.
       di tengah-tengah kue tar. Apalah daya keadaan            Mamah… adalah sosok seorang ibu yang
       lebih memihak pada kepergian Mamah. Asa kini          penuh panutan, tak kenal lelah tak kenal
       tinggal asa, semangatku pun pudar tanpa harus         mengeluh dalam menghadapi pekerjaannya.

       ke menoleh ke arah sana. Aku rindu setahun            Saat itu aku tahu Mamah sedang mengalami
       yang lalu, tepatnya 11 November 2016, gamis           sakit  tapi  Mamah  seolah-olah  menutupi

   12
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17