Page 29 - majalah_edukasi_6
P. 29
Karena selama perjalanan nanti suamiku Apa, ayah bercanda kan pak ? jawabku.
yang akan menyetir. Tetapi suamiku bilang Kemudian suamiku mendekatiku, “ tidak
tidak masalah , kan nanti di hotel juga bisa bu ayah tidak bercanda, ayah serius. “
beristirahat. Suamiku terkadang tidak Kutatap wajah suamiku , seolah kata – kata
memperhatikan kondisi kesehatannya itu bukan keluar dari mulut suamiku. Aku
sendiri. Tetapi kalau aku menolak dia akan berusaha untuk tidak memepercayainya
marah, katanya kapan lagi berlibur kutarik nafas panjang, sambil tetap
bersama anak – anak mumpung mereka berusaha mengendalikan diriku.
ada di rumah.
Sambil menahan nafas kurasakan kepalaku
Pukul 09.00 kami berangkat dari rumah sedikit pusing tapi aku tetap bicara dengan
menuju Lembang – Bandung. Suamiku tenang. Ibu mau Tanya sama ayah, kenapa
sudah memesan hotel melalui online. ayah ingin menikah lagi dengan wanita
Sepanjang perjalanan anakku yang mana yah , apa ayah sudah tidak sayang
pertama hanya melanjutkan tidurnya di lagi dengan ibu, atau ibu punya salah apa
dalam mobil. Dia juga memilih tempat dengan ayah selama ini ?. Emosiku mulai
duduk paling belakang. Padahal suamiku menaik aku sedikit menjauhi suamiku
sudah bilang, mas duduk di depan temanin sambil menatap tajam. Kulihat suamiku
ayah nyetir. Anakku tidak menjawab bimbang tapi dia berusaha tenang.
langsung aja duduk di bangku paling Kemudian suamiku bicara dengan pelan.”
belakang. Akhirnya aku yang pindah Ibu tidak salah apa – apa bu tidak ada yang
kedepan, duduk di samping suamiku yang salah dengan ibu sambil berusaha
menyetir. Anak perempuanku duduk di mendekatiku.” Tapi aku menjauh tanpa
bangku tengah sambil asyik membuka aku sadari air mataku pun mulai menetes,
gawainya. Kadang – kadang saja kurasakan lidahku kelu kebencian mulai
memnjawab pertanyaan ayahnya yang memasuki relung hatiku. Saat itulah rasa
sering bertanya pada anak – anak, hanya tidak percayai mulai mengaliri darahku.
untuk membuka pembicaraan supaya Ingin aku berontak berteriak dan memukuli
suamiku tidak mengantuk. Seringnya aku suamiku. Aku merasa di campakkan,
yang menjawab dan megajak mengobrol. merasa tidak dihargai. Tatapanku mulai
tajam akhirnya lepas juga tangisanku.
Sekitar dua jam perjalanan sampailah kami
Suamiku mendekatiku sambil memegang
di hotel tempat kami menginap. Anak –
pundakku dan ingin mengatakan sesuatu.
anak larut dengan acara sendiri yaitu Tapi aku mendorongnya sambil bicara
menonton film korea favorit anak
keras, “ silahkan ayah menikah lagi ibu
perempuanku. Tiba – tiba suamiku
tidak melarang tapi ibu minta ceraikan ibu
mengajakku keluar hotel kami duduk – dulu.” Kulihat suamiku tertegun kemudian
duduk di kursi taman. Suamiku duduk
berkata “ ibu, ibu jangan sembarangan
mendekatiku tidak biasanya dia berkata
sampai kapanpun ayah tidak akan
begitu lembut, “ bu, ayah mau bilang menceraikan ibu.” Lalu kenapa ayah ingin
sesuatu sama ibu, “ mau bilang apa yah
menikah lagi setengah berteriak suaraku”.
bilang aja ada apa ?” Suamiku menatapku
lembut tapi ada yang aneh kulihat di Tiba- tiba anak pertamaku datang, “ada
wajahnya. Sedikit ragu dan kaku, tapi tiba- apa bu ?” sambil menatapku penuh tanda
tiba dia melanjutkan bicaranya. “ Bu ayah Tanya. Wajahku langsung merubah
ingin menikah lagi ayah ingin beribadah.” kutenangkan hatiku sambil berusaha untuk
Bagai tersambar petir aku mendengarnya, tersenyum pada anakku. E.. mas ko kesini
namun aku berusaha untuk tetap tenang. “ bagaimana memang film nya sudah
29 | M a j a l a h E d u k a s i 6 - F e b r u a r i 2 0 2 0