Page 24 - majalah_edukasi_6
P. 24
wayangnya. Bu Inem terus mencari bahkan Tanpa membujuknya Ibu langsung mengais
kelimpungan ke sana ke mari serta Rara dan membawanya pulang. Rara
bertanya-tanya namu tidak menemukan menangis dan berteriak. Hingga sampai di
jawaban. Tak ada yang tahu kemana Rara rumah bapak pun kaget.
pergi. “Ada apa bu..?”Ucap pak Selamat pada bu
“De…. Raraaaaa,” Bu Inem terus Inem
memanggil ke semua sudut sekita “Rara tidak mau pulang. Maunya bermain
rumahnya. Rumah Bu Inem terletak di terus dengan Mbak Jum,” Ibu meyakinkan
perkampungan yang sangat sedikit bapak. Tidak terjadi apa-apa pada Rara. Ibu
penduduknya. Hanya sekitar 20 rumah langsung menuju dapur mengambil botol
yang tersisa akibat dari perpindahan masal susu. Sudah menjelang Isya suasana sekitar
dan kini sudah menjadi kota besar. Tepanya rumah sudah mulai tenang bahkan taka da
di Kabupaten Bekasi. Rumah bu Inem yang berlalu lalang. Rara belum juga
terletak dipinggir kota tersebut penuh tertidur. Mengingat bu Inem masih ingin
pepohonan yang rindang serta tanah yang melihat HPnya kembali. Dengan tidak
luas serta jarak antara tetangga berjauhan. sabra ia pun memegang HP. “Ibu. Cerita
Sehingga bu Inem harus teriak-teriak prinses,” Ucap Rara dengan senyum dan
memanggil Rara. Bu Inem ketakutan ceria yang tertoreh di bibirnya. Akan tetapi
anaknya di bawa binatang buas. lagi-lagi bu Inem tak menghiraukannya.
“Rara…!” Bu Inem terus memanggil “Iya. Sebentar ya sayang kerjaan ibu masih
hingga pada akhirnya ada tetangga yang banyak,” Ucap ibu yang sedang focus pada
menjawab. HP yang dipegangnya. Tanpa sedikit pun
“Iya Bu Inem… Rara ada di sini sedang ibu menoleh pada Rara. Sekeitika bapak
main. Nanti di antar pulang sama saya,” pun melirik ibu yang sedari tadi masih
Ucap tetangga yang sedari tadi bersama berdiam diri dan fokus dengan HP tanpa
Rara bernama mbak Jum. melihat orang disekelilingnya.
“Aduh… Ibu cari-cari ternyata kamu sama “Bu..Ibu, Anaknya itu loh. Minta
mba Jum toh nak. Ibu Khawatir. Ayo cerita,”Tegas bapak. “Anaknya minta cerita
Pulang…,” Ucap Ibu Inem sambil nafas dari tadi, kamu masih sibuk aja melihat
tersengal-sengal dengan jantung berdetak HP,” Bapak pun mulai emosi melihat ibu.
cepat dan sambil mencium Rara karena “Sedikit lagi toh pak..!” Ibu meyakinkan
merasa bersalah akibat HP yang sedari bapak. Rara terisak sudut Kasur dan
siang ia pegang tanpa menghiraukan matanya mulai dipenuhi butiran air yang
keberadaan Rara. Bu Inem tak pernah absen mengumpat di balik kelopak matanya.
dari sosmednya sampai Rara enggan “Bu..!” Ucap bapak tegas dan emosinya
dengannya. Sempat ia pun terpikirkan mulai meninggi. Ibu pun langsung menaruh
dalam sehari tanpa memegang HP namun HPnya tersebut dan langsung menghampiri
lagi-lagi tak bisa ia lakukan. Bu Inem dan Rara.
Rara pun pulang dan pak Slamat sudah “Sini nak. Ibu ceritain sang Kancil ya nak,”
menunggu di rumah. Bu Inem tidak Ibu menghampiri Rara dan menceritakan
memberi tahu pak Selamat kalua Rara cerita tentang sang kancil. Namun Rara
hilang akibat keteledorannya. sudah tidak mau ibunya bercerita. Rara pun
“Aku ngga mau pulang…” Ucap Rara menangis tersedu karena ibunya tidak mau
dengan nada meninggi. “ Aku mau sama bercerita. Anak kecil seusia Rara sudah
emak!” Panggilan Rara kepada Mbak Jum mengetahui ketika tidak diperhatikan oleh
“Bapak sudah menunggu ade di rumah. orang tuanya. Rara nangis menjerit hingga
Mau jalan-jalan kata bapak,” Bujuk Ibu bapak pun memeluk Rara. Tak sepatah kata
kepada Rara yang terus merengek tidak pun bapak ucapkan kepada ibu. Bapak pun
mau pulang masih senang bermain dengan menegur ibu kembali dengan tegas. Agar
mbak Jum. tidak terulang kembali. Bagaimana pun
24 | M a j a l a h E d u k a s i 6 - F e b r u a r i 2 0 2 0