Page 18 - majalah_edukasi_4
P. 18
dibeli dan harganya seperti telur sampel 2 butir telur dan dimasak
puyuh, garam, abu gosok, plastik untuk dites tingkat keasinannya.
mika. Untuk percobaan pertama Ternyata masih belum pas rasa
ini, hanya membuat satu kilo telur asinnya, maka dibiarkan hingga 7
puyuh dan menggunakan abu hari. Setelah sepekan, telur
gosok. Setelah disepakati dipanen, demikian sebutan para
perencanaan pekerjaan pertama, siswa ketika melakukan
siswa menerima modal sebesar Rp. pembersihan dan memasak telur
160.000,- dengan estimasi packing puyuh asinnya. Dengan
satu bungkus mika sebanyak 4-5 menggunakan alat pemasak nasi
butir dijual seharga Rp. 5.000,- listrik, telur dimasak selama 45
diperkirakan akan mendapat menit. Kemudian ditiriskan dan
untung 30% - 40%. Motivasi dan didinginkan sebelum dikemas.
prospek kegiatan disampaikan ke Panen pertama ini, siswa langsung
siswa, dan yang menyenangkan melakukan penjualan kepada
adalah terlihat antusias semua teman-teman SMP dan SD seharga
siswa. Semangat ingin belajar hal Rp. 1.000 per butir. Pandai juga ya
baru. mereka melakukan pemasaran
Proses pembuatan mulai kepada adik-adik kelasnya,
belanja hingga pengasinan terutama siswa SD yang pastinya
dilakukan seluruhnya oleh siswa, menyukai jajanan telur puyuh.
disimpan dan diolah di sekolah. Produksi kedua, masih satu
Telur puyuh yang sudah dibeli kilo telur dengan cara pembuatan
dimasukkan ke adonan abu gosok
yang dicampur air dan garam.
Dilakukan penggaraman antara 7-
10 hari. Kesulitan yang dialami
adalah mudah pecahnya telur,
karena kecil dan kulit lebih tipis
dibanding dengan telur bebek.
Sehingga harus ekstra hati-hati
dalam proses pengasinannya.
Setelah 3 hari, siswa mengambil
18