Page 32 - majalah_edukasi_3
P. 32

MENDAMPINGI REMAJA GENERASI Z MENGHINDARI

                                                    DEPRESI


                                                 Oleh : Sri Widowati
                                            Guru SMA Al Muslim Tambun


          Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2017, kasus depresi mengalami
       peningkatan menjadi 18 persen. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia 6 persen remaja Indonesia
       mengalami depresi berat. Sepatutnya kesadaran kesehatan mental menjadi perhatian kita semua,
       remaja sebagai aset negara. Keberlangsungan sebuah negara terletak pada generasi penerusnya.
       Remaja yang sehat fisik dan mentalnya menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang akan merubah
       dunia menjadi lebih baik lagi.
          Remaja  zaman  now,  istilah  yang  sering  digunakan  untuk  menyebut  generasi  milenial  atau
       generasi Z. Lahir dengan paparan teknologi digital, mereka memiliki karakter sangat akrab dengan
       teknologi digital. Memiliki mindset bahwa pekerjaan apapun akan cepat selesai dengan bantuan
       teknologi. Rasa ingin tahu apa yang orang lain harapkan dan dinilai baik terhadap penampilan
       seseorang, Apa yang dilakukan orang lain membuat ingin bersaing untuk mendapat penghargaan.
       Adanya keinginan berpenampilan sempurna, atau prestasi yang membuat banyak orang kagum,
       atau benda-benda yang dimiliki, bahkan kegiatan yang membuat orang lain memujinya. Motivasi
       mendapatkan penghargaan orang lain membuat mereka cenderung perfeksionis.
          Persaingan baik dalam tingkat tertentu, untuk memperbaiki diri dan mengikuti kemajuan. Namun,
       ketika  mereka  merasa  dalam  bahaya  karena  kekalahan  sehingga  membuat  cemas,  sehingga
       hilangnya rasa percaya diri dan tidak adanya harapan untuk mendapatkan penghargaan seperti
       yang diharapkan membuat tertekan, merasa kurang aman, kurang dihargai, tidak tahu lagi apa
       yang harus dilakukan, takut masa depan, mulai menarik diri, dan depresi, munculnya pikiran-pikiran
       untuk bunuh diri ataupun akhirnya bunuh diri.
          Dalam  proses  perkembangan  anak,  rumah  dan  sekolah  merupakan  lingkungan  terpenting.
       Sehari-hari berada disekolah, dipastikan seorang anak juga mendapatkan masalah yang berasal
       dari  sekolah.  Seorang  guru  juga  umumnya  sudah  dibekali  materi  psikologi  dalam  persiapan
       menjalankan perannya disekolah. Namun ilmu psikologi adalah ilmu yang dinamis, berubah. Ilmu
       psikologi  terus  berkembang  dengan  adanya  penelitian-penelitian  terbaru.  Tidak  semua  guru
       memiliki kesempatan untuk mengikuti pendidikan berkelanjutan setelah bertugas. Sisi lain orang
       tua  tidak  dibekali  dengan  pendidikan  untuk  menjadi  orang  tua,  peran  pengasuhan  anak  tanpa
       persiapan memadai. Keterlibatan orang tua dan guru untuk membekali diri dengan pengetahuan
       agar lebih efektif mendampingi anak dan remaja.
          Membekali diri dengan menambah wawasan, pengetahuan atau informasi mengenai depresi
       merupakan bentuk kepedulian kita terhadap orang terdekat dari depresi. Rujukan kepada tenaga
       ahli psikiater atau psikolog sangat dianjurkan. Harapannya orang tua dan guru mengetahui apa itu
       depresi, pemicu depresi, gejala awal, dan bagaimana menghadapinya.
          “aah  kamu  lebay”,  “dia  suka  mencari  perhatian”,  “dia  aneh”,”awas  jangan  dekat  sama  dia”,
       “cengeng”,”cuekin aja nanti juga dia sadar”, “sekarang dia berubah, lebih pendiam”, “dia itu harus
       diberi ketegasan”, “dia diet bu, tidak suka makan”, dan masih banyak lagi kata-kata yang terucap
       karena ketidaktahuan mengapa seseorang dapat berprilaku seperti itu.
          Mendapati  remaja  yang  sering  terlihat  murung,  sedih  dan  bersamaan  kehilangan  minatnya
       untuk melakukan sesuatu. Kemurungan termasuk remaja lebih sering menangis. Orang tua dan
       guru juga perlu memperhatikan gejala yang berlangsung dalam kurun 2 minggu. Perubahan fisik
       secara  drastis  penambahan  penambahan  atau  penurunan  berat  badan  dalam  waktu  sebulan.
       Penurunan atau penambahan nafsu makan, berkurangnya waktu tidur atau kebalikannya yaitu
       tidur  berlebihan.  Anak  terlihat  lemas,  tidak  bertenaga,  lambat  dalam  melakukan  sesuatu,  serta
       kelelahan. Adanya perasaan tidak berharga, merasa bersalah padahal kenyataannya tidak seperti
       apa yang dipikirkannya. Anak kehilangan konsentrasi adanya pemikiran mengenai kematian dan
       berkeinginan bunuh diri tetapi ia juga takut mati (APA, 2017).


                                                          32
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37