Page 41 - majalah_edukasi_10
P. 41

Ibu is My Hero                                      CERPEN

                  Oleh Endah Fitri R


                  Ibuku wanita super dalam hidupku. Masih lekat dengan ingatan,bagaimana perjalan  hidup yang
                  sudah beliau torehkan.Ragamu sudah tidak bersama kami,namun kenangan kebaikan dan
                  pelajaran hidup yg engkau berikan akan sllu membekas dan menjadi teladan setiap langkah
                  kami.
                  Ibuku bukan sesosok yang terlahir dr keluarga kaya raya dari Segi harta,namun keluarga yang
                  sangat bersahaja dan aku yakin keluarga yg sangat mengenal Tuhanya.
                  "Nduk,biyen pas ibu nikah  kakek mu cuma kasih bekal ibu gayung",percakapan kami di suatu
                  pagi. Gayung,emng buat apa mak?gayung itu simbol segalanya,bisa untuk mengambil air salah
                  satunya.Ya,air kehidupan agar menjadi sosok wanita pilihan di mata Tuhan.
                  Wanita kota yg harus tinggal di desa demi pengabdiannya kepada suaminya.
                  "Nduk,kadang ibu ndk enak hati sama kakek menekmu,secara ibu ini menantu yg plng tidak
                  punya apa2,lihat menantu kakek lainya mereka menikah banyak di bekali harta"
                  “tidak apa apa mak, Allah sudah memberikan semua harta yg tiada terkira, ibu berhasil jadi PNS
                  kecamatan dan hidup tidak pernah kekurangan, jawabku. Ya,ibu sosok istri yang baik,ibu yg
                  menjadi panutan dan penuh keikhlasan .Dengan segala kesibukan sebagai PNS kecamatan,ibu
                  tak pernah lalai akan tugasnya sebagai seorang ibu dan juga seorang istri, bahkan banyak
                  wanita di sekelilingnya yang memuji, mereka di rumah saja, namun urusan rumah tangga masih
                  kalah jauh beresnya di banding ibuku.
                  Aku ingat betul apa yg di lakukan ibu ketika awal bulan,Ya dia akan sibuk menghitung hitung
                  belanjaan untuk di bagi bagikan ke keluarga dekat dan saudara saudara  lainya.Apalagi jelang
                  ramadhan,sudah banyak list belanjaaan,bukan untuk kepentingan keluarga kam,  namun ibu
                  akan berikan kepada mereka yang membutuhkan.
                  "Nduk,kalau masak sesuatu ojo nganti tetangga ngerti ambune, melas.Nak kiro2 ngerti kudu di
                  kei"(nasehat ibu di saat di rumah masak enak) yah pelajaran hidup yg sudah tidak aku jumpai di
                  jaman milenial dimana orng berlomba lomba posting apa yg mereka makan. Pernah suatu
                  ketika,saudara jauh datang ke rumah,saat itu ibu sedang masak ayam kampung,ketika tamu
                  hendak pulang,Ibu melarang "Nanti dulu,ayam kampung belum matang,nunggu makan dlu”
                  (perintah ibuku) namun si tamu tergesa2 pulang. Sepanjang malam ibu tidak bisa tidur,ketika
                  ayah bertanya” kenapa?” ibu sampaikan bahwa saya kepikiran tamu tadi,kasihan sudah
                  mencium bau masakan,tapi tidak mencicipi"._
                  Siang harinya setelah ibu pulang kantor rupanya ibu singgah dahulu ke rumah si tamu tadi, ibu
                  membelikan seekor ayam kampung pada istri si tamu untuk di masak.”mbk, ini nanti kamu
                  masak ya, kasihan kemarin mas Jay ke rumah, kita masak ayam Cuma tidak mau di suruh
                  nunggu masak” (kata ibuku). Dengan sangat terharu dan berkaca kaca mbk tadi menjawab”ya
                  Allah bude, orang kok sebegitu baik dan peduli ya, terima kasih banyak bude” Yah,begitulah
                  ibuku sifat memberinya tinggi,sangat peka bahkan terlalu peka.
                  Ibu banyak mengajarkan bagaimana menempatkan diri agar menjadi manusia yang selalu
                  bermanfaat dan banyak di sukai orang. Ibu orang yang akan sellau menyuguhkan apa yang dia
                  punya untuk tamunya,ibu orang yg selalu resah memikirkan keadaan saudaranya, orng yang
                  menyisihkan waktu di waktu liburnya untuk bersih bersih masjid, orang  yang bawa sapu ke
                  kantor,dan sering menyapu di jalan yg dilaluinya agar pengguna jalan tidak tersandung kerikil
                  kecil yg terhambur di jalanan.
                  Masih lekang di ingatan,saat perpisahan terakhir kami di bandara,beliau berpesan. "Nduk,
                  apapun kondisinya apapun keadaanya kamu harus hormati suami,jangan pernah menyepelekan
                  atau meremehkan. Ya ,nasehat itu masih lekang di ingatan.Kucium tangan ibuku,saat pamitan
                  di bandara,ku lihat binar air mata di pelupuk matanya. Perpisahan kami yg entah kapan dapat
                  bertemu lagi.




                                                    37
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46