Page 18 - majalah_edukasi_8
P. 18

.
                                                    “Ada apa kau datang menemuiku, wahai
                                                    Peri Angsa?” ucap Biva.


                                                    "Hei, Biva. Aku mendengar apa yang
                                                    mereka ucapkan kepadamu. Janganlah
                                                    kau memedulikan omongan-omongan
                                                    jahat seperti tadi, Biva”, ucap Peri Angsa.
                                                    “Jangan kau masukkan ke dalam hati
                                                    kata-kata tadi. Itu sangatlah tidak
                                                    penting”, lanjut Peri Angsa. “Setiap
                                                    makhluk pasti punya keistimewaan
                                                    masing-masing, Biva. Tuhan itu Maha
                                                    Adil! Ingat, kau berbeda dengan yang
                                                    lainnya. Kau berwarna hitam, sementara
                                                    mereka semua berwarna putih. Tapi
                                                    bukan berarti bahwa warna hitam kamu
                                                    mencerminkan hitamnya hatimu, kan?
                                                    Berbeda itu bukan berarti bahwa kita
                                                    buruk, Biva!” ucap Peri Angsa.
                                                    “Hmm... baiklah, Peri Angsa.  Terima
                                                    kasih sudah memahami keadaanku yang
                                                    berbeda ini. Terima kasih sudah
                                                    memberiku nasihat. Aku tidak akan
                                                    memedulikan omongan-omongan seperti
                                                    itu lagi” ucap Biva sambil tersenyum.
                                                    “Bagus, Biva. Kita tunjukkan kepada dunia
                                                    bahwa perbedaan bukan merupakan
                                                    kekurangan” ucap Peri Angsa sambil
                                                    membalas senyuman Biva.
                                                    “Baiklah, Peri Angsa. Mulai sekarang aku
                                                    akan hidup dengan bahagia dan tidak
                                                    akan memghiraukan angsa lain yang
                                                    menghinaku”. Berbeda itu baik dan Tuhan
                                                    itu adil, aku pasti bisa!" ucap Biva dalam
                                                    hati menyemangati diri sendiri.
                                                    Biva pun memulai hidupnya yang baru
                                                    tanpa memedulikan hinaan yang dia
                                                    dapat dalam hidupnya. Dia pun hidup
                                                    dengan bahagia.
                                                    (end)









                                                      17
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23