Page 13 - majalah_edukasi_5
P. 13
Lanjutan Bangun
Literasi lewat
Komunitas 2
Jargon pentingnya literasi sudah kita
kunyah sejak lama, tetapi tidak
mengajak kita untuk berubah
bersama. Ini disebabkan gaungnya
hanya ada di sekolah. Sampai rumah,
pesan literasi sudah menguap. Tidak
sampai. Masyarakat tidak punya buku
untuk dibaca, tidak juga punya siaran
televisi yang mencerdaskan.
Masyarakat hanya punya gadget
untuk menghentikan tangis anak-
anaknya. Literasi sama sekali tidak
membudaya.
Jika Mas Menteri sepakat tentang
pentingnya keberhasilan literasi, Mas
Mereka tahu dalam ujian harus Menteri harus punya kekuatan
mengutamakan kejujuran, tapi mereka menjadikan program ini disepakati
melanggar kesepakatan itu. Mereka tahu juga di tiga poros utama pendidikan:
membuang sampah sembarangan akan sekolah, keluarga, dan masyarakat.
mengakibatkan lingkungan kotor dan Jangan lupa, ajak pemerintah untuk
banjir, tetapi mereka melakukannya. memperkuat keberhasilan program
Kalau saja apa yang mereka baca itu ini. Kita harus melakukan tindakan
dihayati dan diamalkan dengan baik, yang sistematis, terstruktur, dan masif.
mungkin tak perlu banyak kegagalan
dalam kehidupan sehari-hari kita. Di banyak daerah di Indonesia ini sudah
Dan kegagalan program literasi kita berdiri beragam komunitas literasi
adalah pada program literasi yang dengan berbagai tujuan
separuh jiwa, yang hanya dilakukan di pembentukannya. Di Bekasi misalnya,
sekolah, dan menjadi wacana yang tidak guru-guru penulis menggabungkan diri
sempat disukseskan oleh guru itu sendiri. dalam sebuah komunitas yang diberi
nama Komunitas Guru Penulis Bekasi
Raya (KGPBR). Komunitas ini berisi guru-
guru yang giat mengajak guru lain dan
siswa untuk ikut dalam kegiatan
keberaksaraan.