Page 25 - majalah_edukasi_5
P. 25

“Sikap guru yang tidak


                                                        bisa diajak kompromi

                                                        menurut penulis adalah


                                                        sebuah penyakit dalam

                                                        pembelajaran


                                                        matematika.”



               Kemudian pada pembelajaran luas segi tiga menggunakan koordinat
               cartesius di Sekolah Menengah Pertama, peserta didik menyatakan bahwa
               mereka tidak dapat menghitung luas segi tiga karena alasnya tidak
               horizontal dan tingginya tidak vertikal sehingga mereka menyatakan segi
               tiga tersebut tidak dapat dihitung luasnya. Kondisi tersebut akhirnya
               membuat pendidik mengulang kembali materi segi tiga dan luasnya,
               sehingga membutuhkan waktu tambahan dalam menjelaskan materi
               tersebut.
                             Sikap guru yang tidak bisa diajak kompromi menurut penulis
               adalah sebuah penyakit dalam pembelajaran matematika. Penulis pernah
               kaget pada saat pertemuan pertama KBM pelajaran Matematika di sebuah
               Sekolah Menengah Atas tahun 1995, seorang peserta didik “curhat” kepada
               penulis bahwa pertama kali dalam hidupnya bahwa saat belajar
               Matematika di kelas peserta didik tersebut bisa tertawa di kelas saat itu.
               Kaget? Iya, Sedih? Pasti. Bisa penulis bayangkan dari mulai Sekolah dasar
               sampai sekolah menengah pertama atau selama sembilan tahun peserta
               didik tersebut belajar Matematika terbelenggu dalam ketakutan dan
               kecemasan yang luar biasa di dalam kelas. Pernah suatu waktu penulis
               didatangi oleh peserta didik yang kebetulan tetangga rumah yang ingin
               menanyakan materi Matematika. Saat penulis bertanya kepada mereka
               kenapa tidak bertanya saja langsung kepada gurunya, mereka menjawab
               bahwa gurunya selalu marah jika ditanyakan tentang materi pembelajaran
               yang diajarkannya di kelas.
                             Hal lainnya yang membuat peserta didik tidak menyukai
               matematika adalah perbedaan yang mencolok antara contoh soal, latihan
               soal, dengan soal ulangan. Tidak sedikit pendidik yang membuat soal
               ulangan tingkat kesukarannya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
               contoh soal yang diberikannya pada saat pembelajaran berlangsung.
               Penulis memprediksi bahwa soal ulangan tersebut mungkin bukan soal
               buatannya, tetapi mengambil dari internet atau meminjam soal dari
               rekannya. Inilah yang menyebabkan peserta didik “parno” atau malah
               phobia dengan mata pelajaran Matematika.
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30