Page 3 - majalah_edukasi_3
P. 3
Salam
Redaksi
Taman Siswa, sebuah lembaga pendidikan untuk pribumi yang
dicetuskan oleh Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang
lebih dikenal dengan Ki Hajar Dewantara, adalah pelopor dari
pemberian hak-hak penerimaan pendidikan untuk masyarakat
pribumi kala itu. Pada masa penjajahan Belanda, hanya golongan
priyayi dan orang-orang Belandalah yang boleh bersekolah atau
menerima pendidikan. Taman Siswa didirkan pada pada tanggal
3 Juli 1922 di Yogyakarta.
Semangat berliterasi yang dimiliki Ki Hajar Dewantara memang
terbilang unik namun penuh semangat. Tidak tuntas bersekolah di
STOVIA lantaran sakit, beliau mengabdikan diri di dunia jurnalistik
dan menjadi wartawan untuk beberapa surat kabar seperti
Oetoesan Hindia, De Express, Midden Java, Sedyotomo, Kaoem
Moeda, Tjahaja Timoer dan Poesara. Semasa muda adalah
aktivis yang bersemangat tinggi dan giat dalam permasalahan
sosial dan politik. Aktiv pula dalam kegiatan berorganisasi di Budi Ki Hajar Dewantara sebagai Bapak
Utomo maupun Insulinde (sebuah organisas multietnik yang Pendidikan Indonesia
memperjuangkan kemerdekaan di masa pemerintahan Hindia
Belanda).
Tulisannya sangat mengena, kritiknya pun tajam, serta semangatnya yang bercahaya itu, maka
tidak heran hari lahirnya yang tercatat pada 2 Mei 1889, diperingati setiap tahun pada tanggal yang
sama sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Ki Hajar Dewantara tak hanya pahlawan dan pejuang pendidikan, namun inspirasi bagi setiap
para pahlawan tanda jasa di segala masa. Tak sedikit guru-guru yang tidak hanya mengajar, tetapi
juga menulis menciptakan karya, tampil di atas panggung, bersajak maupun berpantun. Bahkan
beberapa di antara guru-guru tersebut, Anda yang membuat lembaga pendidikan bagi masyarakat
yang tidak mampu untuk memperoleh pendidikan.
Marilah dalam hardiknas tahun ini, semangat mengajar dan mencerdaskan bangsa, juga disertai
dengan peninggalan rekam jejak kita berupa buku dan tulisan lainnya. Guru, sampai kapanpun
harus terus memberi cahaya terang.
Salam literasi!
3