SEKELUMIT KISAH DI MUSIM PANDEMI
(RissaChurria)
Senja berkalung gerimis, sembari menikmati coklat panas, mencoba membaca peristiwa terkini di layar kaca. Ah, ternyata masih berkisar soal wabah yang makin meluas di negeri tercinta ini. Makin banyak yang suspect, tapi banyak juga yang berhasil sembuh. Alhamdulillah, semoga Corona segera pulang ke pandemi muasalnya.
Beberapa hari ini viral di media media, tentang seorang anak kecil yang ayah bundanya suspect Corona, Miris membaca cerita Dede, si bocah malang yang mengaku rindu dan kangen kepada bapak Gubenur Ridwan Kamil. Melalui akun instagramnya Pak Ridwan Kamil mengunggah adegan dramatis itu, sehingga semua mata tertuju dan segala media pemberitaan ikut menyiarkannya.
Inilah potret yang ada di masyarakat. Kecerobohan para orang tua yang tak pernah disadarinya mengakibatkan derita bagi anak anaknya. Kasus Dede ini sangat menyentuh hati bapak Guberur Jawa Barat dan seluruh netizen, termasuk saya. Ada kalimat Dede yang sangat menyentuh hati pak Gubernur, “Pak, aku rindu ayah ibuku, kapan aku boleh bertemu mereka? aku sungguh kangen ayah bunda pak, kapan aku bisa jumpa?”
Kalimat itu saya rasa membuat siapapun akan melelehkan air mata, anak kecil yang belum tahu apa apa, ternyata kedua orang tuanya positip Corona.
Spontan bapak Gubernur mengusap kepala Dede, lalu menuntun dan mengajaknya berdoa. Di atas sajadah Dede duduk bersimpuh di samping pak gubernur. Terlihat dalam potret yang diunggah Dede sedang duduk di samping pak gubernur sambil mengangkat kedua tangannya. Kini Dede kecil tinggal dan dirawat di rumah pribadi pak Gubernur.
Di sela padatnya kegiatan di rumah, sambil berlari ke sana sini, menyelesaikan ini itu, memeriksa pekerjaan siswa secara online, dan masih berderet antrean tulisan yang harus saya selesaikan, saya ingin juga mengabadikan kisah Dede ini dalam sebuah puisi esai yang saya beri judul “Tangis Dede di Musim Pandemi”.
Di tengah wabah yang menggila, tuntu ada hikmah di sebaliknya, walau kata tukang dagang pendapatannya menurun drastis, pasar saham tiba tiba anjlok, buruh harian menangis, banyak orang yang mengeluh karenanya. Tapi lihat, anak anak yang biasanya main keluyuran, sekarang menjadi anak rumahan, orang tua yang biasa sibuk seharian, bahkan berhari hari tak pulang ke rumah, sekarang mau tak mau dipaksa untuk berdiam di rumah, ternyata Corona mempererat hubungan kekeluargaan. Bagi pecinta literasi, tentu musim pandemi adalah ladang inspirasi untuk menulis dan berkarya sebanyak banyaknya, selain berbagi informasi, tentu ini juga menjadi jalan rizki, barakallah.
#Setu, 31.03.20
#Tantangan Hari ke-14
#Tantangan 14 Hari KGPBR