Orang ke 3 bag.2 – Oleh Rani Yuliana

Judul : Orang Ke-3 (Bag 2)
Kehidupan Perantauan
Oleh : Rani Yuliana

*

Pagi ini sudah menunjukkan pukul 07.00 wib. Di luar sana terdengar suara hujan yang teramat deras. Hingga terdengar petir bersautan kian semakin menjadi. Tak biasanya ibu bangun kesiangan karna biasanya ibu bangun lebih awal sebelum terdengar azan subuh bekumandang. Pagi-pagi buta ibu sudah menyiapkan sarapan yang di tata rapi di meja makan. Namun kali ini berbeda dari biasanya.

Jam menunjukkan pukul 08.00 wib. Tak terasa waktu terus berputar namun tetap saja ibu tidak beranjak dari kamarnya. Tak ada satupun orng rumah berani mengetuk pintu kamar. Karena dari kecil Riri pun tak pernah di ajari untuk mengetuk pintu kamar orang tuanya.

Riri terngiang sejenak tentang kejadian lima belas tahun silam, yang membuatnya sangat trauma. Ketika sang ibu harus mengunci pintu kamar sampai berhari hari di kamarnya karena telah terjadi percekcokan ketika malam harinya. Namun demi menutupi dari anak-anaknya, sang ibu hanya bisa menyendiri dengan keputusan Ayahnya 15th silam. Riri masih sangat kecil untuk memahami perselisihan paham orang tuanya. Meski demikian Riri sudah mulai mengerti. Ketika itu Ririn masih berusia empat tahun. Riri kecil tercengang di dekapan seorang ibu dengang penuh kehangatan. Ketika sang Ayah dengan penuh emosi meluapkan rasa kekesalannya karena baru saja di PHK dari pekerjaannya. Sehingga sang ibu hanya bisa terdiam dan tak bisa berbuat apa-apa. Setelah sepuluh tahun bekerja menjadi buruh pabrik, sang Ayah di PHK masal karna waktu itu terjadi krisis perekonomian . Sampai sang Ayah memutuskan ingin pulang kembali ke desa tempat kelahirannya.
Namun, di desa sudah tidak punya orang tua, bahkan rumah orang tua pun sudah tidak ada. Kala itu warisan pun sudah di bagi-bagi untuk ke tiga saudaranya termasuk Ayahnya Riri. Sungguh terasa buntu untuk berfikir, kemana lagi harus mencari pekerjaan.

Hari ini tepat di hari ulang tahun Riri, tak bisa berkata kata. Hanya saja berdiam diri di sudut kamarnya dan memandangi foto keluarga ketika Ririn masih kecil. Riri tak dapat menahan tetes air matanya yang bercucuran. Karena luka lama tumbuh kembali. Seiring berjalannya waktu, Riri hanya terus memandangi foto itu. Sampai terdengar ketukan suara pintu dari balik kamarnya. Seolah tak menghiraukannya Riri pun bergegas untuk membukakannya. Ternyata sang ibu mendekap erat badan Riri. Tak biasa seperti kejadian seperti sekarang ini, karna ini merupakan pemandangan langka dan jarang terjadi di sepanjang hidup Riri.
Riri tersontak seakan berhenti nafasnya sejenak, lalu menghelakan perlahan.

Entah mengapa harus Riri ?, kata sang ayah dari belakang tepat sang ibu berdiri.
Maksudnya?, sahut Riri sambil mengusap air matanya.

**
Bersambung

Cibarusah/Kamis 27 Agustus 2020/22.40/tantangan ke-10

4 thoughts on “Orang ke 3 bag.2 – Oleh Rani Yuliana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *