Mengajak Siswa Belajar dari Rumah Daring Bersamaan

*Mengajak Siswa Belajar dari Rumah Daring Bersamaan*

Oleh Nunung N Ummah

Ini adalah pengalaman saya ketika menjalani WFH. Sepertinya biasa _aja_ tidak ada istimewanya. Meski guru lain juga mengalami ini. Saya tetap ingin bercerita. Karena saya ingat ada seseakun yang menyebut “Guru Makan Gaji Buta” di awal-awal masa work from home. Cerita ini bagian dari upaya bahwa ungkapan itu sama sekali salah.

Sekolah kami memiliki siswa denga latar belakang sosial ekonomi yang berbeda-beda. Sehingga fasilitas yang mereka dapat dari orang tuapun beraneka. Akibatnya adalah hal yang tidak mudah ketika mengatur jadwal kapan para siswa bisa online dalam waktu bersamaan.

Pengalaman yang saya lalui adalah dari 30 siswa di satu kelas, yang bisa online dalam waktu bersamaan hanya 11 sam api 12 siswa. Yang lainnya kemana? Ada yang di luar rumah, sibuk dengan entah. Ada yang masih harus membantu orang tuanya. Ada yang tidak memiliki HP, ada yang HP nya bareng dengan orang tua, sehingga ketika jam kerja tidak bisa pakai. Ada yang tidak memiliki kuota internet. Menyikapi kondisi ini kami harus sabar. Berbgai pendekatan dilakukan agar di jadwal selanjutnya bisa bertemu dengana lebih banyak siswa.

Sisi lain yang perlu disyukuri adalah bahwa saya bisa mengetahui dengan lebih baik kadar tanggung jawab para siswa. Ketika diajak online bersamaan mereka banyak yang terkendala. Mayoritas dengan alasan yang masuk akal dan bisa dimaklumi. Tidak demikian ketika menghadapi tugas. Mereka mayoritas berusaha memenuhinya mwski dengan waktu yang tidak bersamaan atau tertunda beberapa saat, mereka mayoritas mengumpulkan. Dari 30 siswa yang saya dampingi, hanya ada 1 yang kesulitan memenuhi tugas. Setelah bisa terhubung ternyata dia kehilangan hp dan belum bisa membeli lagi.

Beginilah pasang surutnya WFH dan LFH. Dan ini akan kita jalani hingga 2 bulan mendatang. Ya Allah, tolonglah kami. Sehatkan kami, segera cabut wabah ini dari dunia. Aamiin.[]

#Tantangan14HariKPPBR
#Tantangan ke 8