Jihad Fi Sabilillah _Stay at Home_ : Media Introspeksi Spiritual

*Jihad Fi Sabilillah _Stay at Home_ : Media Introspeksi Spiritual*
Oleh : Wahyudin, NS.
Anggota KGPBR

Jihad fi sabilillah setiap era tidak akan kehilangan momentum. Sejak zaman Rasulullah SAW bersama sahabat saat melawan orang kafir hingga melawan penjajah di Indonesia kategori jihad. Sampai hari ini 31 Maret 2020 kita jihad melawan Virus Corona. Di zaman digital, tetap aktual membahas jihad fi sabilillah. Dari menahan diri mengendalikan hawa nafsu hingga menahan _nafsul ammaroh_ secara universal. Inilah jihad sesungguhnya yang harus kita gelorakan.

Saat virus corona mewabah, jihad bagi masyarakat yaitu _stay at home_. Tinggal di rumah bersama keluarga. Shalat berjamaah, melantunkan ayat suci Alquran, zikir bersama hingga pembelajaran _online_ digelar oleh peserta didik, santri dan mahasiswa. Semuanya wujud dari jihad. Luar biasa ajaran Islam. Meminjam terminologi Quraish Shihab, bahwa ajaran Islam itu universal. Menembus ruang dan waktu. Mampu menjawab problematika kontemporer sehingga solusi terbaik didapatkan. Harapan ideal, mampu memutus mata rantai penularan _Coronavirus Deases_. Inilah diantara ikhtiar tingkat tinggi.

Menurut M. Quraish Shihab (1996:501) kata _jihad_ terulang dalam Al-Quran sebanyak empat puluh satu kali dengan berbagai bentuknya. Jihad merupakan cara yang ditetapkan Allah SWT untuk menguji manusia.Tampak pula kaitan yang sangat erat dengan kesabaran sebagai isyarat bahwa jihad adalah sesuatu yang sulit, memerlukan kesabaran serta ketabahan. Allah SWT berpesan : “Apakah kamu menduga akan dapat masuk surga padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya (yang dialami) oleh orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, serta diguncang aneka cobaan sehingga berkata Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya.”Bilakah datangnya pertolongan Allah?”. Ingatlah, pertolongan Allah amat dekat”. (QS. Al-Baqarah [2] : 214).

Berdasarkan pesan kitab suci di atas jelaslah bahwa ujian berat merupakan bentuk jihad. Sehingga mentalitas seseorang benar-benar teruji. Seperti halnya _stay at home_ secara lahiriah sangat menjemukan. Kurang dinamis dan monoton karena harus mengkarantina diri di rumah. Tetapi dengan kita memotivasi diri sebagai media introspeksi spiritual secara totalitas berlangsung indah. Saya sebagai Pengawas PAI tetap enjoy membina guru binaan secara _online_. Terutama berkaitan dengan _updating_ SIAGA dan EMIS. Terlebih bagi guru yang akan dicairkan Tunjangan Profesinya, banyak data secara _online_ harus diupdate. Di sini butuh kesabaran tingkat tinggi. Dari 80 guru PAI binaan saya yang mendapat TPG harus terus _share_ informasi secara _online_. Kendati ada problem substantif, permasalahan signal kurang kuat sehingga menghambat proses penyelesaian administrasi.

Di sisi lain, dengan _stay at home_ mampu menguatkan harmonisasi keluarga. Memancarkan “nur qurani” setiap ba’da shalat. Sehingga nilai spiritual menerangi tempat tinggal. Sangat relevan pesan Rasulullah SAW : “Sinarilah rumahmu dengan bacaan Alquran”. Subhanallah.

Ternyata, dibalik kesulitan dan mencekamnya geliat virus corona ada hikmah terdalam. Putra-putri saya sejak lulus SD-SLTA semuanya mukim di pesantren. Sekarang bisa berkumpul bersama. Saling menguatkan dalam peningkatan kualitas diri. Bahkan bisa mengecek hapalan doa setelah shalat, praktik berbagasa Arab dan Inggris secara intens, serta kompetensi lain secara universal. Bagian ini menjadi bahan diskusi juga sebagai media introspeksi spiritual. Yang lebih luar biasa lagi, dengan _stay at home_ sebagai momentum berliterasi. Menorehkan karya, karena banyak waktu untuk meraihnya. Artikel ini merupakan tulisan kelima (walaupun saya terlambat start) karena saya mengikuti tantangan menulis yang digelar KGPBR yang digawangi “Jenderal Rengginang” Prawiro Sudirjo, pegiat literasi Kabupaten Bekasi yang tak kenal lelah ini. Akhirnya, saya berharap generasi mendatang lebih berkualitas dari pada generasi hari ini. Amin.

Kalenderwak, 31 Maret 2020 / 06 Syaban 1441 H. Pkl. 11.55 Wib.
Saat WFH
#tantangan ke-5
#tantangan 14 hari KGPBR.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *