Perpustakaan Sekolahku, Nasibmu Kini
Oleh: Siti Rohayati
Guru SDN Sumjay 04 Tambun
Literasi sekolah, ku mulai Juli 2016.
Saat itu aku bergerak sendiri, untuk kelasku sendiri.
Meliterasikan diri sebelum memberi pada yang lain.
Minimal untuk siswa kelas yang aku hadapi sebagai bentuk tanggungjawab sebagai guru kelas.
Alhamdulillah Januari 2017 mendapat dukungan dari sekolah.
Setiap hari perpustakaan menjadi tempat sekaligus sahabat buat aku dan anak-anak dalam berkegiatan literasi.
Dengan suasana yang asri, nyaman dan ruangan yang ber-AC tentu membuat aku dan anak-anak betah berlama-lama di dalam.
Belum lagi jumlah judul buku cerita yang begitu banyak serta buku-buku pelajaran juga buku-buku lainnya.
Dengan dekorasi yang wow, ada pohon geulis, foto-foto kegiatan literasi, foto saat menerima medali dari Yutaka, foto saat menerima piala kemenangan lomba FL2N, foto saat kegiatan bookfair dan hiasan lainnya.
Wah pokoknya juara deh perpustakaan ku untuk wilayah sumberjaya.
Dan kenyataannya memang juara II lomba perpustakaan SD untuk tingkat kabupaten.
👏👏👏.
Tapi … 😭😭😭 kini aku sedih.
Banjir yang menerjang sekolahku pada bulan Januari (tahun baru) dan 25 Februari 2020 meluluhlantahkan semuanya.
Literasiku mati suri.
Terdiam sejenak.
Seperti mimpi, namun nyata.
Secara bangunan, kau masih kokoh berdiri.
Secara isi, innalillahi.
Ratusan bahkan ribuan buku tak terselamatkan.
Terjangan air datang tengah malam secara tiba-tiba, tak mampu dihalang.
Pasrah.
Yah tak ada yang bisa aku lakukan, kecuali menunggu air surut dan menyaksikan buku-buku yang terbalut sisa-sisa lumpur.
Aku harus bangkit dan bangkit lagi.
Menata semuanya.
Memberi dan menyemangati anak-anak tetap bergerilya menyemai virus literasi agar tetap dan terus bersemi, agar tak mati.
Alhamdulillah, situasi terus ditata, kegiatan tetap berjalan.
Bahkan aku sudah mempersiapkan anak-anak untuk menjadi duta atau mewakili nama sekolah, untuk mengikuti lomba FL2N tingkat gugus, kalau perlu tingkat kecamatan bahkan tembus tingkat kabupaten.
Berusaha itu adalah wajib. Namun hasil akhir, kita tak bisa putuskan.
Karena kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Itu yang selalu kutanamkan pada anak-anak.
Bersyukur jika mendapat kemenangan.
Lapang dada jika menerima kekalahan.
Kalau kata bahasa planet sono *legowo* 😀.
Itulah potret perpustakaan sekolah tempat mengajarku kini.
Semoga ada angin segar dan pencerahan untuk perpustakaan dengan segala isi buku-bukunya.
Perpustakaan oh perpustakaan.
Nasibmu kini.
Tambun, 19.03.20
14.15