Ada Cinta dibalik Bala-bala

Mengisi waktu libur
*Ada Cinta dibalik Bala-bala*
By: Ratih W

Hari masih teramat pagi. Hawa dingin terasa menggigit kulit, membuat enggan menyentuh air. Namun panggilan adzan syubuh terlalu merdu untuk kami abaikan. Sekuat hati mengusir dingin menghalau kantuk, yang begitu berat menggelayut. Sujud bersyukur atas nikmat yang begitu luas, mengalir di setiap helaan napas.

Setiap pagi, libur atau tidak bagiku sama saja. Terbiasa menyiapkan sarapan. Menu lengkap hingga untuk makan siang, adalah rukun pagi yang tak bisa aku tinggalkan.

Selepas syubuh ini, setelah mencukupkan waktu mengeja alquran meski hanya 2 halaman. Terus meluncur ke tempat abang penjual sayur langganan. Tak begitu jauh, cukup 5 menit ditempuh. Cukup jalan kaki, sekalian olahraga pagi.

Tak banyak yang aku beli, mencukupkan dengan rupiah yang ada. Menjenguk ATM BJB kemarin sore, selembar kertas tertulis “uang habis”. Hehe ternyata bukan hanya aku yang butuh. Alhamdulillah lauk pauk, sayur mayur, sampai buah terbeli sudah.

Sebelum masuk dapur, mampir sejenak depan televisi. Menyimak berita, always Korona & Korona. Jumlah pasien positif, pasien meninggal, dan pasien yang berhasil disembuhkan. Grafiknya makin naik. Subhanallah. Bencana yang luar biasa.Hanya pada-Mu kami berserah.
Kesadaran masyarakat masih rendah, social distancing, physical distancing masih diabaikan begitu saja.

Suamiku yang teramat sangat baik hati. Jika tiada kerja pagi, dari selepas syubuh hingga matahari meninggi. Full waktunya untuk membantu pekerjaan rumah. Alhmdulillah …..”

Mantan kekasih sejak SMP itu, tampak asyik berdiri di depan mesin cuci, sambil bernyanyi-nyanyi kecil. Menemaniku di dapur.

Sebelum memasak yang berat. Kusempatkan membuat camilan pagi, yang kami suka. Camilan ringan berupa 1bakwan atau kami biasa menyebutnya bala-bala. Campuran tepung terigu dengan aneka jenis sayuran. Jagung muda, wortel, sama tauge berbaur dicampurkan. Digoreng dalam minyak panas . Disajikan dengan sambal kacang. Terasa kriuk, gurih, dan renyah. Ditemani hangatnya teh manis. Makanan sederhana namun cukup menggugah selera. Sudah lama aku membatasi untuk tidak membeli goreng-goreng yang siap santap. Jika ada yang meminta, membuat sendiri menurutku lebih sehat dan enak tentunya.

“Wah enak nih Bu, ujarnya tertawa girang.
“Ya yaaah..ayo makan.” ujarku sambil menyodorkan segelas kopi hangat.” Duduk berdua di meja makan santai dengan obrolan ringan. Dug dug dug dug….terdengar suara anak-anak menuruni tangga. Hanya bertiga tetapi ramai luar biasa. Akhirnya semua berbaur ramai mengelilingi meja.

Ya allah senangnya hati jika melihat mereka berkumpul, sambil makan, saling bercanda. Meski kadang dua putraku senang sekali menggoda adiknya. Sering putri bungsuku menjerit-jerit, jengkel menjadi bulan-bulanan kakaknya. Namun itu semua sebatas canda, suasana tetap hangat. dan betapa”syurga kurasa begitu dekat, 20 bala-bala yang kubuat …lenyap habis disantap.

Jarang sekali kami menikmati suasana pagi seindah ini. Biasanya setiap pagi di di hari kerja semua sibuk dengan urusan sendiri. Tiada yang duduk standby di meja makan. Menyalami tanganku, lalu pergi satu persatu..meski sarapan pagi tetap hangat tersaji. Tak sempat makan, tuperware siap menjadi bekall . Hingga senja menjelang ..barulah wajah-wajah tercinta itu satu persatu muncul kembali dihadapan. Alhmdulillah ya allah… telahmengembalikan putra & putriku.

Berkah dibalik musibah. Kebersamaaan keluarga yang amat indah *Semoga tetap terjaga* …..Amin..”

Pojok BA: 02.04.20
#Tantangan ke-8
#Tantangan 14 hari KGPBR

8 thoughts on “Ada Cinta dibalik Bala-bala

  1. Pingback: Manforce
  2. I don’t think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.

  3. Pingback: av

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *