BOLU

*BOLU*
Oleh : Bd

Kegiatan 14 hari selama dirumah

Wiiiiiing……wiiiing suara mixer keceparan tinggi mulai mengisi ruang dengarku, ku tuang satu persatu bahan bolu kedalam baskom, empat telur ayam, segelas kecil gula pasir, vanili….
Adonan mulai mengembang, mixer terus berputar seolah membawa fikiranku memutar mundur …
Aku lupa hari dan tanggalnya , mungkin karena sudah lima belas tahun yang lalu, namun satu hal yang sama yakni jelang bulan puasa…Suatu hari aku heran lihat anak ke dua ku memegang jajanan lebih dari lima macam, dari mana uangnya gumanku, perlahan aku mulai mendekati, mengusap kepalanya dan mencoba tanya pelan pelan, “Ade beli jajan uang dari mana,”
” Ade ambil uang di rumah Soni mah ,”
anakku menjawab ringan.
Soni adalah seorang teman bermain anakku.
Jleb….tiba tiba dadaku memendam beribu rasa sakit, malu, luka, sedih dan marah… pokoknya seperti permen nano nano yang punya banyak warna, manis tapi juga terasa kecut dan asin .
Dengan gemetar aku menahan rasa rasa itu, dengan pelan ku tanya ulang anakku ,
” kenapa ade ambil uang di rumah Soni, kataku
,” Waktu Ade main ada uang di meja makan, terus mama Soninya lagi nggak ada, terus aku pingin jajan, udah gitu aja.
.” jawaban anakku terkesan sekenanya.Wajahnya juga tidak mengarah padaku pada saat ia menjelaskan alasannya, bahkan ia tetap fokus makan kue jajannya. Oh ya Allah….
Aku kembali bicara pelan ” Jangan ulang lagi ya de, mama malu kalau ade begitu. Malu sama Allah,” ujarku sambil berlalu…
Sepertinya anakku belum tau akibat dari perbuatannya ,lalu bagaimana bisa menuntutnya untuk mengaku salah, fikirannya belum sampai mungkin karena anakku kan baru kelas satu SD .
Ya sudahlah yang penting bagaimana aku mendidik anakku kedepannya, aku menghibur diri.
Satu jam setelahnya ku potong separuh loyang kue bolu yang hangat yang baru saja matang.Dengan bismillahirohmanirohim ku hantar potongan setengah loyang bolu plus ku sungging senyum termanis yang pernah ku punya, sesampainya di rumah Soni aku sedikit basa basi dengan mamanya, ternyata itu bisa mencairkan keteganganku.Kemudian aku ikuti langkah tuan rumah yang sumringah dan setengah berlari menuju dapur unruk mengambil wadah pengganti.
Inilah saat yang tepat untuk menaruh kembali uang dua puluh ribu di bawah vas bunga yang terletak di meja makan…cepat ku lakukan agar tidak ketahuan .Sesaat kemudian berkali kali ku dengar ucapan terima kasih dan pujian untuk kue bolu hantaranku.
Ya Allah Plong sekali rasanya….aku pura pura normal dan seolah tidak ada apa apa, tidak ada penjelasan, tidak ada permintaan maaf, tidak pula menyampaikan ucapan penyesalan. Urusanku hanya pada Allah, dan aku mohon ampun atas prilaku anakku.Biarlah itu menjadi rahasia hidupku….
Wiiiiing…..wiiiing suara mixer dan cipratan adonan membuyar kan kenanganku, kutambahkan terigu satu gelas wiiiiing…wiiiing……berisik sekali ya suara mixernya…. 😊😊😊😘

Tantangan 14 hari
KGPBR
Bks, 10-04-20
Kiriman ke 12

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *