LITERASI DI TENGAH PANDEMI COVID-19

*LITERASI DI TENGAH PANDEMI COVID-19*

Oleh : R Sae

Pandemi adalah suatu wabah penyakit global. Menurut World Health Organization (WHO), pandemi dinyatakan ketika penyakit baru menyebar di seluruh dunia melampaui batas.

Istilah pandemi menurut KBBI dimaknai sebagai wabah yang berjangkit serempak di mana-mana meliputi daerah geografi yang luas. Sehingga Covid-19 yang merupakan akronim yang terdiri dari “co” singkatan dari corona, “vi” untuk virus dan “d” untuk disease artinya penyakit . sementara “19” adalah untuk tahun 2019 karena wabah pertama kali diidentifikasi pada tanggal 31 Desember 2019.

Gejala khas corona Covid-19 sendiri termasuk demam,batuk, kesulitan bernapas,nyeri otot hingga kelelahan. Pada kasus yang lebih parah, virus ini bisa menyebabkan pneumonia berat, sindrom gangguan pernapasan akut.
Kabar baiknya, orang dengan positif corona covid-19 menurut info yang saya baca 80 persen berhasil pulih, hanya sedikit yang mengalami penyakit kritis. Meski begitu, hingga kini jumlah orang yang terinfeksi covid-19 ini masih meningkat setiap hari.

Maka dari itu untuk nemutus rantai penyebaran virus tersebut kita ikuti pedoman para ahli kesehatan dan pemerimtah untuk tetap stay at home dengan melakukan pekerjaan dengan WFH (Work From Home) atau TFH ( Teach From Home) bagi kita yang berprofesi sebagai guru.

Bagi saya menjalankan WFH atau TFH cukup menjenuhkan karena ruang gerak kita dibatasi,akan tetapi kejenuhan itu lumayan teralihkan dengan adanya kegiatan literasi berupa tantangan menulis selama 14 hari berturut-turut yang diselenggarakan oleh Komunitas Guru Penulis Bekasi Raya (KGPBR), yang per april 2020 ini namanya berubah menjadi Komunitas Pendidik Penulis Bekasi Raya (KPPBR).

Adapun tema yang ditentukan oleh panitia adalah tentang ; Virus Corona, Ramadhan dan Aktivitas sehari-hari selama stay at home.

Awalnya ragu mengikuti kegiatan ini, hanya sekedar berpartisipasi karena sadar diri akan kemampuan dalam menulis, namun untuk aktualisasi diri saya jadi teringat materi yang disampaikan oleh ketua KGPBR Prawiro Sudirjo, pada kegiatan Persamuhan Pegiat literasi dengan tema “Literasi keluarga menuju Bekasi Baru Bekasi Bersih” pada tanggal 14 Maret 2020 di Aula Refreshing Desa Bojong Mangu, menurutnya ada dua hal-hal kiat-kiat dalam menulis yaitu ;

1. Untuk mengurangi rasa takut atau ragu harus saling menguatkan dan support makanya dianjurkan untuk bergabung dengan komunitas literasi
2. Jangan ragu untuk memulai, tulis saja apa adanya lambat laun akan menemukan polanya sendiri,selama istiqomah dan dan dilakukan secara terus menerus

Kiat-kiat di atas menjadi spirit tersendiri bagi saya untuk menggali potensi diri dan berusaha menjadikan literasi sebagai agen of change bagi diri sendiri, keluarga dan lingkungan.

Literasi menurut KBBI adalah kemampuan menulis dan membaca, pengetahuan atau keterampilan dalam aktivitas tertentu, keampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup.

Dengan berliterasi para guru yang ada di KPPBR diharapkan bisa menjadi penggerak perubahan dilingkungan tempat tugasnya masing-masing, sebagaimana sambutan mas Menteri Pendidikan dalam Hari Guru Nasional 2019 dan HUT PGRI yang ke 74 yang mengambil tema “ Guru Penggerak Indonesia Maju”

Semoga kita semua bisa menyebarkan “virus kebaikan” untuk lingkungan di sekitar kita, apalagi kita adalah guru yang katanya di gugu dan ditiru, dan semoga di masa menunggu pandemi sirna kita bisa memberikan edukasi melalui Literasi untuk membantu menenangkan para orang tua dan siswa agar tidak terpengaruh hoax dan salah dalam menerima informasi seperti kasus penolakan jenazah di suatu wilayah akibat kurang sampainya literasi kepada mereka.

Mudah-mudahan para pegiat literasi terutama guru bisa mengambil peran,
sebagaimana dalam hadits riwayat Ath-Thabrani yang artinya “ Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”.

*Salam Literasi*

#Tantangan14hariKGPBR
#Tantanganharike-14

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *