*Energi Bulan Ramadan*
Bagian ke-1
Oleh : Wahyudin, NS.
Anggota KGPBR
Tak terasa bulan Sya’ban sudah menapaki tanggal delapan. Akselerasi waktu sangat cepat berlalu. Bulan depan kita akan memasuki bulan Ramadan. Momentum bulan yang dirindukan setiap insan beriman. Bulan suci yang diberikan keistimewaan oleh Allah SWT. Bahagia bagi orang yang hidup di bulan penuh magfiroh itu. Energinya telah terasa sejak bulan Rajab lalu. Sebagaimana doa yang selalu dikumandangkan : “Ya Allah, berkahilah bulan Rajab dan Sya’ban sampaikanlah kehidupan kami kepada bulan Ramadan”. Sebuah harapan bagi insan yang taat kepada Allah SWT.
Energi bulan Ramadhan sudah terasa. Mengharapkan berkah pada ranah kehidupan. Momentum “social distancing” ini dimanfaatkan untuk bersama keluarga. Melantunkan ayat suci Alquran di rumah. Sebagaimana Rasulullah SAW mengingatkan: “Hiasilah rumahmu dengan bacaan Alqur’an”. Terasa memiliki ruh, rumah yang selalu terdengar alunan ayat suci. Stay at home masih terus berlanjut.
Sebagai rakyat, saya selalu “sami’na wa atho’na”. Mendengar dan melaksanakan segala protokol pemerintah. Ittiba, mengikuti fatwa ulama dengan tidak melaksanakan shalat Jumat dan shalat berjamaah dengan jumlah banyak orang. Berharap rantai penularan virus corona terputus. Ketetapan pemerintah ditaati. Work from Home masih dilakukan. Dengan sharing kepada guru binaan secara online.
Energi bulan Ramadan terus terasa. Terlebih akan memasuki pertengahan bulan Sya’ban sebagaimana tradisi bernuansa ibadah yang digelorakan nenek moyang, selalu mengadakan doa dan zikir bersama di masjid. Tetapi tahun 1441 H ini belum pasti bisa terlaksana. Karena kondisi dorurot Corona masih belum ada kepastian. Sampai kapankah? Wallahu Alam.
Idealnya energi Ramadhan dapat kita persiapkan dengan aktivitas berikut :
Pertama, mengkaji keilmuan yang ada korelasinya dengan bulan Ramadhan. Terus memperbaharui wawasan, sehingga Ramadhan ke depan menjadi bulan Ramadan terbaik yang kita alami. Karena banyak orang yang puasanya hanya mendapatkan haus dan lapar saja, kualitas puasa tidak pernah diraihnya. Mereka tidak makan dan minum ansich, sedang peningkatan ibadah sunnah lainnya tidak dilaksanakan. Sangat ironis memang.
Kedua, tetap berdoa dan berzikir. Hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui apakah usia kita sampai kepada bulan Ramadan? Bulan Sya’ban ini media doa dan zikir sehingga Allah SWT memberkahi sisa usia kita semua. Usia yang berkah selalu mengalirkan kebaikan pada setiap saat. Tubagus Wahyudi (2019: 294) mengutip pendapat Imam Nawawi bahwa berkah itu apabila sesuatu itu memiliki ‘kebaikan yang banyak dan abadi’ dengan kata lain bila sesuatu itu membuat kita semakin baik dan terus baik maka sesuatu itu dinilai berkah. Anda mau berkah? Ya, berbuat baik tiada henti.
Ketiga, yakinlah Allah SWT memberikan yang terbaik bagi kehidupan kita semua. Kendati hingga saat ini semua aktivitas nyaris terhenti, kita tetap husnuzon kepada Allah SWT bahwa wabah virus corona akan hilang. Sehingga umat Islam siap berpuasa di bulan Ramadhan.
Uraian di atas sejatinya membangkitkan spirit kehidupan di tengah wabah masih menerpa. Dibalik kesulitan akan datang kemudahan. Energi bulan Ramadan menguatkan kehidupan kita. Semoga Allah SWT melindungi kita semua. Aamiin.
Kalenderwak, 02 April 2020 / 08 Sya’ban 1441 H. Pkl. 10.50 Wib.
Momentum WFH
#tantangan ke-7
#tantangan 14 hari KGPBR.