Penghantar Psikologi Sosial : Pesan Bermakna Ibnu Shina

*Penghantar Psikologi Sosial : Pesan Bermakna Ibnu Shina*

Oleh : Wahyudin, NS.
Anggota KGPBR

Melanjutkan tantangan menulis dan setoran karya untuk KGPBR dan tantangan dari Kang Bens dkk Korp Khutoba Nurul Huda Cikarang Selatan ini membuat saya mengerenyutkan dahi. Karena bahasan yang membutuhkan analisis tajam dan pemikiran universal. Alih-alih membutuhkan analisa yang terintegrasi. Dulu, waktu saya studi di Ciputat pernah membaca buku terkenal: “Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya”, bahkan ada buku lanjutan “Koreksi terhadap Dr. Harun Nasution tentang “Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya oleh Prof. Dr. H.M. Rasjidi buku Jadul tahun 1983 syarat dialektika dan dialogis. Buku ini menganalisis dengan tajam tentang agama dalam berbagai bentuknya, tianjauan aspek hukum, aspek teologi dan aspek lainnya. Dari sinilah start mindset berpikir saya harus bergulir. Sebuah PR berat untuk menuntaskannya.

Tantangan tersebut berpijak dari buah pikir Ibnu Shina seorang filosuf Islam mutakhir:

Pertama, kepanikan adalah penyakit. Sangat gamblang statemen ini. Konteks psikologis, orang yang “panikan” jiwanya goncang. Selalu was-was, resah, galau dan dag dig dug der. Dalam kondisi apapun selalu khawatir. Jangankan saat sakit, waktu sehat pun selalu goncang jiwanya. Dalam kondisi merebaknya _Corona Virus Disease 2019_ golongan ini dihantui takut berlebihan. Pernah ada tayangan di TV dua orang memakai APD lengkap saat belanja di Super Market. Menurut Sosiolog Imam Prasodjo pada acara ILC, orang tersebut termasuk “over protection”. Takut sakit berlebihan, khawatir bersalah, bahkan takut mati. Rasulullah SAW mengingatkan orang seperti ini sudah terjangkit sifat _waham_ yaitu ; _hubbuddunya wakaroohiyatul maut._ Terlalu cinta dunia dan takut akan kematian. Idealnya kita wajib menjauhi dari paradigma serta persepsi seperti golongan ini. Karena sangat berbahaya. Bisa jadi orang ini akan mati disebabkan karena takut berlebihan. Anti sosial dan jauh memiliki nilai humanis.

Kedua, ketenangan adalah separuh obat. Jiwa yang tenang akan selalu berorientasi kepada kebahagiaan. Sehingga golongan ini selalu damai hatinya. Tenteam jiwanya. Diselimuti zikir dan ibadah. Bahkan banyak shodaqoh sebagai ikhtiar untuk tholaq bala. Saat ada instruksi MUI dan pemerintah untuk _social distancing_, dan “phisycal distancing” jaga jarak. Golongan ini “sami’na wa ataho’na”, mendengar dan mentaati. Bahkan ikhlas untuk tidak melaksanakan shalat Jumat diganti dengan shalat Zuhur di rumah. Shalat Jumat di masjid hukumnya wajib bagi mukallaf. Tetapi kondisi dhorurot seperti sakit, ada wabah berbahaya boleh dikerjakan di rumah. Upaya ini sebagai strategik untuk memutus rantai penularan Covid-19. Yang lebih luar biasa, golongan ini selalu mengkolaborasi antara ikhtiar dan doa, klimaksnya memiliki sifat tawakkal level tinggi. Selalu menggenggam _nafsul mutmainnah_, berorientasi pada ketenangan hidup.

Ketiga, kesabaran adalah permulaan kesembuhan. Sangat jelas kesabaran itu kunci kebahagiaan hakiki. Bagaimana Rasulullah SAW dan para Nabiallah serta salafussalih selalu dihimpit dengan kesulitan. Kendala kehidupan selalu menghadang, _key word_ nya dengan kesabaran. Literatur Islam dalam Alquran dan Alhadits banyak berpesan diantaranya : _fashobrun jamiil_ dan _innallaha maasshoobiriin_. Sabar itu indah dan sesungguhnya Allah bersama orang sabar. Sebagai bukti bahwa Allah SWT akan memberikan buah manis bagi orang yang membingkai dalam hidupnya dengan kesabaran. Orang sabar, Insya Allah akan mampu menghindari _Corona Virus Disease_ dengan gemilang. Andaikan dia terjangkit, dia tetap sabar dan tenang mengikuti protokol pengobatan dan diiringi dengan doa. Ibadah terus dilakukan sehingga akhirnya memetik buah manis kesembuhan. Siap menggapai cita kehidupan dan cinta Ilahi.

Tiga pembahasan sederhana di atas yang berpijak dari pesan Ibnu Shina ini sangat urgen kita jadikan perhatian. Dengan harapan, kita semua terhindar dari virus corona yang mematikan. Semoga Allah SWT melindungi kita semua. Aamiin.

Kalenderwak, 01 April 2020 / 07 Sya’ban 1441 H. Pkl. 11.15 Wib.
Momentum WFH
#tantangan ke-6
#tantangan 14 hari KGPBR.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *