EFEK WUHAN VIRUS
BY: Suryani
Hampir 10 hari berkurung alias tetap dirumah untuk memutus mata rantai penyebaran virus.
Libur yang semula hanya dua pekan, tersiar kabar, libur diperpanjang sampai 7 Mei.
Du du du du
Pilu menyayat.
Ingin rasa hati balik ke ke Batang ruang bertemu sanak kandung.
Namun, virus Menghadang langkah.
Virus membuat takdir baru sehingga,
kami harus membatasi semua
Tidak boleh memberikan tugas pendidikan tatap muka.
Tidak boleh ke tempat ibadah
Dan,
Tidak boleh berkunjung.
Hal yang sangat
menyedihkan adalah saat Ayah Wiki(papanya siswaku) berpulang ke Rahmatullah kembali kepada sang penciptanya.
Cara kembali seseorang memang sudah ditentukan dan ditetapkan dalam takdirnya masing-masing.
Termasuk Ayah Wiki yang meninggal di tengah wabah Corona virus asal Wuhan Cina.
Kabar beredar bahwa Ayah Wiki meninggal karena virus, sehingga Wiki tidak dibolehkan keluar rumah.
Dari pihak Puskesmas, rumah Wiki dan sekitarnya disemprot untuk dibersihkan dari virus.
Namun,
Sebenarnya Ayah Wiki meninggal karena penyakit jantung dan hipertensi yang dideritanya.
Ini diketahui ketika Wiki mendapatkan panggilan orang tua ke sekolah, panggilan BK.
Dari ayah Wiki kami tahu bahwa beliau sedang sakit jantung, hari itu juga harus berobat.
Beberapa hari kemudian Ayah Wiki semakin melemah karena penyakit jantungnya semakin parah dan masuk ruang UGD rumah sakit.
Tidak berapa lama kemudian Ayah Wiki menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit.
Tersiar kabar beliau meninggal karena virus sehingga tetangga membatasi kunjungannya dan pengajian ditiadakan.
Untuk bertemu Wiki pun saya hanya boleh dari jauh, sekitar 2 meter. Tidak ada pelukan dukacita dan tidak ada ada duduk bersama untuk menenangkan hati Wiki. Sedih menyayat hati.
Ah,
Virus telah mengubah banyak hal.
Termasuk budaya kami manusia.
#Tantangan14hariKGPBR
#tantanganke-6
#rabu25032020
#pukul12