Belajar dari Peristiwa Tha’un
Oleh: Siti Ropiah
Kejadian hari ini, hampir sama dengan kejadian di negeri Syam pada masa Umar bin Khattab. Namanya penyakit Tha’un. Penyakit ini diketahui kaum muslim saat di perbatasan menuju Syam. Perbedaan pendapat terjadi dalam hal ini. Perbedaan terkait masuk atau tidak ke negeri Syam tersebut.
Sebagian sahabat seperti Abu Ubaidah menginginkan tetap masuk ke negeri Syam. Hal itu didasarkan pada keyakinan bahwa segalanya sudah takdir dari Allah. Sebagian lain sahabat termasuk Umar bin Khattab mengambil sikap menghindari dengan kembali ke Madinah. Dengan dasar bahwa lari dari satu takdir menuju takdir lainnya. Penyakit ini akhirnya merenggut nyawa hampir 20 ribu orang termasuk Abu Ubaidah, Mu’adz bin Jabal dan Abu Yazid bin Abu Sufyan.
Namun berkat kecerdasan seorang sahabat, yaitu Amr bin Ash, wabah Tha’un ini dapat dihentikan. Menurutnya wabah Tha’un laksana kobaran api. Untuk menghalaunya maka menjaga jarak merupakan solusi jitu untuk itu. Karenanya Amr bin Ash memerintahkan para sahabat untuk tinggal terpisah dan berjauhan satu dengsn yang lain. Mereka menempati berbagai bukit dan gunung. Cara inilah kemudian dapat menghentikan penyebaran wabah Tha’un.
Kisah di atas memberikan gambaran bahwa untuk hadapi virus Covid 19, maka isolasi dan Social Distancing, sabar, dan berbaik sangka bahwa segala penyakit yang akan ada penawarnya merupakan hal yang dapat dilakukan. Karenanya pemerintah menyarankan masyarakat untuk memeriksakan diri. Pemeriksaan tersebut hanya berlaku pada orang terindikasi virus tersebut. Apa yang dilakukan pemerintah dalam hadapi wabah yang menyerang sepertinya mengambil cara yang terbaik
Sejatinya Cara Terbaik Diambil Pemerintah Demi Keselamatan Rakyatnya.
Salam Perindu Literasi
#Gurfati Jannati. Cikarang, 24 Maret 2020. Pukul 16.47 WIB.
# Tantangan Hari ke-8