Oleh : Martini (Anggota KGPBR)
Astrea usang mengingatkanku pada masa lalu. Masa ketika aku masih kecil. teringat kembali kala itu aku masih duduk di Sekolah Dasar (SD). Saat itu aku sudah kelas 5 SD, Bapakku sudah membeli astrea. Bahagia sekali aku setiap diantar dan dijemput oleh bapak dengan astrea. Astrea selain menemani bapak bekerja pun turut menemaniku sekolah dari SD hingga SMA. Ketika aku mulai SMA aku diantar oleh kakak laki-lakiku hujan pun tak mengurungkan niatku untuk sekolah.
Kini astrea kesayangan bapak sudah terbujur kaku. Tapi tetap menjadi primadona bagi bapak. Karena astrea tersebut punya kenangan terdalam hadiah buat bapak dari almarhum kakek. Astrea tersebut mengalahkan sepetak tanah. Karena bapak diminta untuk memilih astrea dibanding dengan tanah saat itu. Seperti yang kakek katakan kepada bapak ,”Kamukan kerja di desa butuh kendaraan.” Ketika ada yang menawar untuk membeli astrea tersebut bapak selalu berkata, ” Nanti akan saya perbaiki.” Betapa berat untuk menjual astrea tersebut. Bahkan selalu membandingkan bahwa tenaga astreanya masih sangat bagus jika sudah diperbaiki.
Tak ada yang mampu membujuk keputusan bapak jika benda tersebut sudah menjadi barang kesayangannya. Karena bukan nominal rupiah yang bapak lihat. Akan tetapi banyak kenangan yang ada pada astrea tersebut. Ia lebih baik membungkusnya dengan rapih meskipun mesinnya sudah tak bisa berfungsi. Itulah bapak dengan astrea kesayangannya.