Oleh : Rumondang E Sitohang (Anggota KGPBR)
Seperti biasa disetiap hari ulang tahunku, suami memberikanku hadiah. Kadang dalam bentuk barang, terkadang dengan cara mengajak makan di luar (hemm pria yang cukup romantis).Di ulang tahun 8 April 2018, aku mendapat hadiah sebuah jam tangan.Karena harganya lumayan mahal, aku sempat berkata kepada suami :hadeuh, hadiah untukku tak perlu mahal Pa (walau dalam hati aku senang sekali). Begitulah, jam tangan merk Casio ini setia menemaniku selama hampir 2 tahun. Jam tangan ini telah merasakan terendam dalam mesin cuci, sudah merasakan derasnya hujan tapi dia baik -baik saja.Seolah ingin membahagianku, jam tangan ini tak pernah berulah. Walau saat terendam di mesin cuci, tak jarang suamiku berkata bahwa seolah-olah aku tak menghargai pemberiannya. Tapi kali ini sepertinya dia tak ingin tersakiti lagi,tanpa sengaja jam tangan ini jatuh dan terlempar jauh dan bunyinya cukup keras.
Segera kuambil dan tiba -tiba kupeluk,lalu kupandangi… kupandangi sekali lagi. Jam tanganku mati. Kupandang lagi.. tetap mati. Kudekatkan ke telinga, untuk mendengar denyutnya (jarum detiknya) tetap tak berdetak. Serasa ada yang hilang. Ya saat dia ada, aku seolah tak menghargainya, tapi saat dia mati, aku merasa sungguh kehilangan. Doaku cuma satu ,semoga kehilangan ini bukan untuk selamanya semoga masih bisa diperbaiki. Bukan harganya saja yang cukup mahal,tapi cara dan saat suamiku memberikannya sungguh romantis dan tak terlupakan.Kenangan saat memberikan jam itu, selalu membuat pipiku merona. Tuhan, dengarlah pintaku, sungguh kali ini aku merasa kehilangan saat cintaku pada jam tangan ini telah merekah .