Semarak TNGP 2019

Oleh : Siti Ropiah

Pukul 08.45 WIB acara dimulai oleh dengan basmalah. Dilanjut dengan menyanyikan lagu Indonesia satu stanza. Selanjutnya dipertontonkan penampilan Tari Saman SD Al Ikhlas Jakarta yang begitu luar biasa memesona para guru penulis. Penonton diajak serasa di Aceh. Tarian yang memerlukan konsentrasi cukup tinggi karena harus menjaga kekompakan dengan gerakan cepat. Para penari cilik ini mampu membawakannya dengan manis dan indah. Tepuk gemuruh menyapa mereka ketika tarian nan rampak ini berakhir. Pukul 09.01 WIB, acara pembukaan ditutup dengan doa dipimpin oleh Pak Maghfur.

Acara inti dibuka dengan sambutan dari Sang CEO MediaGuru, Bapak Muhamad Ihsan. Namun sebelumnya diputarkan video, perlihatkan para guru berprestasi tingkat nasional yang kesemuanya alumni MediaGuru. Bukan tanpa sebab video ini diperlihatkan. Tidak lain agar muncul semangat untuk terus gelorakan literasi di tanah tercinta. Bapak Muhamad Ihsan sampaikan sambutan dengan ungkapkan permohonan maaf karena suara beliau agak terganggu dan meminta maaf atas ketidakhadiran Mas Nadiem yang hadiri HGN di Gelora Wibawa Mukti Bekasi. Namun Pak Ihsan akan mengajak guru penulis untuk masuk ke kantor Kementerian Pendidikan pada Hari Minggu. Komandan MediaGuru ini mengungkapkan bahwa TNGP 2019 adalah istimewa. Hal ini disebabkan MediaGuru mempertemukan guru dengan pejabat seperti Bupati, gubernur bahkan presiden. Semua karena Karya berupa Buku.

MediaGuru tahun ini mendapat penghargaan sebagai penerbit terbanyak menghasilkan buku. Pencapaian tersebut diraih melalui blog Gurusiana, tempat curahkan segala rasa, asa dan kata yang amat digemari emak-emak khususnya. Pada kesempatan itu pula Pak CEO ungkapkan bahwa hari ini sudah lahir aplikasi MediaGuru premium tanpa iklan dan promosi buku. Para guru diperbolehkan untuk memanfaatkan aplikasi tersebut.
MediaGuru pun mengajak para guru lakukan perjalanan, namun diabadikan dalam tulisan berupa buku sebagai oleh-oleh yang berbeda dengan kebanyakan orang. Karena guru hebat adalah guru yang berkarya.

Naik MRT sambil menulis, dengan tujuan memberi semangat untuk guru Jakarta untuk menulis, karena guru dari luar pun bisa menulis di Jakarta.
Sambutan Sang Jenderal diakhiri dengan pemberian umrah yang diberikan pada dua orang yaitu Bunda Yasmi seorang pengawas dari Sumbar dan Bunda Yuli dari Sumatera Utara. Rasa Haru meliputi seluruh ruangan tak terkecuali Pak Ihsan yang suaranya makin serak menahan haru. Sebelum mengakhiri sambutan, Pak Ihsan perlihatkan video, seorang pelari yang sebelum finis terjatuh dengan kaki patah, namun terus melanjutkan perjuangannya dengan merangkak. Ia punya slogan aku tak bisa berhenti ketika terjatuh, tetapi aku baruvberhenti ketika selesai. Keharuan makin melingkupi suasana saat itu, semoga dengan tayangan tersebut memunculkan semangat untuk tidak terhenti sebelum selesai.
Saran yg disampaikan, Dimohon setiap guru penulis untuk terus gelorakan dan perjuangkan literasi di lingkungan tempat tinggal masing-masing.
Selanjutnya disampaikan sambutan dari Pak Catur mewakili gubernur Jakarta. Beliau sampaikan bahwa kebiasaan membaca bagi kebanyakan masyarakat belum dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa minat baca masih rendah. Menurutnya meningkatkan minat baca dan daya baca masyarakat hingga miliki budaya baca. Upaya untuk itu mengalami kesulitan karena gadget yang temani anak anak dalam keseharian mereka. Karenanya harapan pada para guru untuk dapat menginspirasi agar anak miliki minat baca hingga menjadi budaya. Kemampuan guru berkarya berupa buku, merupakan wahana yg memotivasi anak untuk tingkatkan minat dan daya baca yang tinggi. Sambutan diakhiri dengan harapan kepada para guru penulis mampu menjadi inspirasi bagi para siswa atau anak untuk tingkatkan minat dan daya baca hingga jadi budaya dan menjadi guru yang dikenang sepanjang masa.

Selanjutnya dipertontonkan video terkait para guru yang mendapat penghargaan, karena berkarya berupa buku. Diiringi lagu yang ungkapkan bahwa guru merupakan sosok yang bekerja dengan penuh cinta dalam lagu “Laskar Pelangi”. Ada rasa bahagia dan haru yang mengalir dalam diri. Rasa bangga sebagai seorang guru, karena dapat menjadi inspirasi bagi siswa yang akan dikenang sepanjang masa.
Selanjutnya Pak Ihsan paparkan penyebab penghargaan yang didapat seorang guru. Caranya dengan adanya keinginan berubah dari diri seorang guru. Perubahan ini yang mampu mewarnai dan menciptakan perubahan pada siswa sebagai generasi penerus bangsa. Tentu perubahan ini akan membawa perubahan bagi Indonesia. Selanjutnya Pak Ihsan menyampaikan penghargaan kepada para pendukung literasi, yaitu:
Penghargaan pertama diberikan pada Bapak Bupati Tanah Datar. (Pemerintah Tanah Datar mengapresiasi para guru dan siswa penulis dengan memberikan kesempatan Study banding dengan anggaran dari APBD.
Penghargaan kedua diberikan kepada Bupati Grobogan, Sri Sumarni SH, MM.
Penghargaan ketiga diberikan pada wakil Walikota Binjai Sumatera Utara H. Timbas Tarigan, SE
Penghargaan keempat, diberikan kepada Kakanwil Sumbar, H. Hendri, S. AG, M. Pd.
Penghargaan kelima, diberikan kepada Kemenag Bintan, Drs. H. Erman Zaruddin, M. M. Pd.

Acara selanjutnya menampilkan para penggiat komunitas penulis. Tiga ikatan atau komunitas penulis yaitu IGBPL, KKPL dari Sumatera Barat dan IPPSU dari Sumatera Utara. Ketiga orang penggiat komunitas penulis ini memaparkan terkait terbentuknya ikatan penulis di daerahnya karena kerinduan akan literasi dan menjelaskan kegiatan literasi yang telah dilakukannya yang bekerjasama dengan MediaGuru. Terkait hambatan dan trik agar komunitas tetap berjalan dengan baik pun diungkapkan, yaitu ikhlas dan memahami. Pukul 11.45 WIB acara Talkshow pertama ditutup. Selanjutnya peserta dipersilakan untuk Ishoma.

Pukul 13.30 WIB, acara dilanjutkan dengan Talkshow kedua, yaitu para pegiat literasi untuk para siswa. Dalam hal ini para guru penulis memberikan motivasi kepada para siswa untuk menulis yang kemudian dapat melahirkan karya berubah buku. Karenanya untuk tahun mendatang, MediaGuru akan menyelenggarakan kegiatan untuk para siswa penulis yaitu TNSP (Temu Nasional Siswa Penulis). Pak Ihsan berharap agar para guru termotivasi membina dan membimbing siswanya untuk menulis hingga tahun depan akan muncul para siswa penulis yang hadiri acara TNSP.

14.35 WIB, dilanjutkan Talkshow ketiga, yaitu para gurusianer aktif menulis di Gurusiana. Hadirlah empat orang gurusianer yang artikel sering mewarnai langit Gurusiana yaitu Bunda Raihana Rasyid, Pak Syaihu, Bunda Edit dan aku sendiri (penulis). Acara ini ungkapkan tentang ide menulis, merangkainya dan mengirimnya ke Gurusiana. Kunci menulis di Gurusiana adalah ketika ada ide segera menulis agar tidak menguap dan harus “gila”, begitu yang diungkapkan oleh Bunda Raihana Rasyid. Tentu istiqamah menjadi keharusan dalam menulis. Selanjutnya diberikan penghargaan kepada enam penulis populer di Gurusiana yaitu Pak Edi Prasetyo, Siti Ropiah, Pak Syaihu, Bunda Raihana Rasyid, Pak Mulya dan Pak Leck Murman. Namun sayang, dua orang penulis populer tersebut tidak dapat hadir yaitu Pak Edi Prasetyo dan Pak Mulya.

Akhirnya Talkshow ketiga ini berakhir pada pukul 16.00 WIB. Selanjutnya diberikan kesempatan untuk mengambil gambar bagi peserta yang menghendaki. Panitia mengumumkan bahwa esok hari peserta diminta menuju MRT Lebak Bulus sebagai titik awal dimulainya perjalanan dengan tantangan menulis saat di MRT.

Sejatinya Semarak Warnai TNGP 2019
Salam Perindu Literasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *