Oleh : Bunda Suherti
Amajida Hafidh namanya, keponakanku, terlahir sebagai anak pertama dari tiga bersaudara. Dua tahun lalu ibu tercintanya telah meninggalkan mereka bertiga. Ibunya telah berpulang ke Rahmatullah karena sakit yang di derita. Ibunya adalah isteri dari adikku. Menjadi santri adalah impiannya. Semenjak duduk di kelas 6 SD Amajida selalu bilang ingin masuk pesantren. Aku sangat mendukung niatnya, tetapi tentu saja aku harus mempertimbangkan berbagai hal, terutama biaya dan lokasi pesantren. Kupilih pesantren yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya di daerah Setu.
Tentunya agar ibunya mudah menjenguk dengan kondisi sakit. Maka aku masukan ke sekolah pesantren di salah satu sekolah binaanku.
Mulai masuk di kelas 7 pada semester kedua Amajida bilang padaku, ingin pindah pesantren di Gontor. Awalnya aku terkejut, tetapi aku bilang padanya. Ya nanti klo hafid ( nama panggilannya) udah lulus SMP dengan nilai yang bagus, Insyaallah nanti diterima di Gontor.
Ketika Amajida duduk di kelas 8 ibunya meninggal dunia. Akupun lebih banyak memberi perhatian padanya dan kedua adiknya. Memasuki semester 6, sebelum pelaksananaan UNBK, Amajida menagih janji padaku, katanya kapan mo lihat pesantren gontor. Akhirnya pada akhir maret 2019 aku ajak Amajida untuk survey ke pesantren Gontor. Dia sangat tertarik bahkan dia mengatakan tidak apa- apa klo selama di pesantren tidak ditengok yang penting masuk pesantren di Gontor. Kutatap wajah polos itu lalu kupeluk sambil berusaha untuk tidak menangis di hadapan anak yang luar biasa itu. Walau tak ayal menetes juga air mataku. Rasa bangga dan haru atas pendiriannya. Dalam hati aku berdo’a semoga Allah mudahkan dan kabulkan keinginan. Menjelang pelaksanaan Ujian Sekolah, tiba- tiba kepala sekolah SMP Pesantren menelponku. Ustad Rhomi Nazilman berbicara padaku, katanya akan membatu Amajida untuk masuk ke pesantren di Gontor.
Bahkan ustd Rhomi bilang akan menjadikan Amajida sebagai kader pesantren. Semua biaya masuk ke pesantren di Gontor akan ditanggung oleh yayasan tempat dia sekolah sekarang. Tak terasa air mataku mengalir, rasa syukur dan haru kembali memasuki hatiku.
Setelah mengikuti tes intensif Amajida pun di terima di pesantren Gontor pusat. Bahkan mulai puasa, hari Raya Idul Fitri pun Amajida belum boleh pulang. Bahkan sampai saat ini. Minggu kemarin Amajida menelpon aku. Dia bilang padaku selain meminta dikirim baju koko, Amajida juga bilang klo tanggal 7 November 2019 dia beserta santri lainya boleh libur danpulang ke rumah. Mataku berbinar mendengar berita ini. Aku senang mendengarnya, karena memang selama Amajida di gontor aku belum sempat menengoknya. Aku menanti kedatangan santriku, dengan harap dan do’a yang selalu aku panjatkan.Semoga anak sholeh itu selalu di beri kesehatan dan kemudahan dalam meraih cita- citanya. Semoga menjadi jalan menuju syurga bagi kedua orang tuanya. Aamin..Ya Allah Ya Robbal Aalamin.
Jum’at 8 Nopember 2019, pukul 04. 55 , ada panggilan masuk dengan nomer HP yang tidak ada namanya. Aku tertegun sebentar, bertanya dalam hati sambal kemudian mengangkat telpon tersebut. Terdengar suara yang tidak asing ditelingaku. “ Assalamualaikum ” cang ini Hapid “ terdengar suara di seberang sana.
Sontak aku langsung bangun dari tidurku. Bukan berarti aku belum bangun, selepas salat subuh tadi aku sengaja tiduran lagi karena kepalaku agak pusing. Semalam aku tidur larut malam bahkan menjelang pagi, karena mengerjakan laporan hasil visitasi akreditasi. Ketika mengangkat telepon aku sedang berada di kamar hotel di daerah Bogor.
Kujawab telepon dari keponakanku itu. “ walaikumsalam o.. ini Hapid , udah dimana nang ?” tanyaku pula. “ Ini dimasjid Islamic Center Bekasi , harus di jemput wali santri cang baru bisa pulang.” Jawabnya. “ Iya tunggu ya nang nanti dijemput bapak ncang.” Kataku Kemudian aku menelpon suamiku agar menjemput Hapid ke Islamic Center kota Bekasi. Kusampaikan kepadanya kalau aku sedang berada di luar kota. Dua jam kemudian suamiku menelpon aku, memberitahukan kalu Hapid sudah sampai di rumah bapaknya di kampung Utan Cibitung. Hatiku merasa lega dan bersyukur Hapid sampai di rumah dengan selamat, bisa menikmati liburannya bersama Keluarga.
Sangat menarik dan mengagumkan