BELENGGU
Karya Titi Widaryanti
Resah merasuki jiwa – jiwa yang terbelenggu rasa. Takut sesuatu yang belum pasti. Situasi seram menerkam warga perumahan, kala ketidakterbukaan dari pimpinan. Covid nama yang lagi tenar di telinga.
Tersiar kabar di grup RT bahwa salah satu warga positif covid-19. Pada saat membaca nama yang tertulis jelas hati dag dig dug. Sehari yang lalu yang bersangkutan masih kumpul minum kopi bersama Bapak – Bapak yang lain saat istirahat kerja bakti.
“Dari kapan diketahui positif Pak RT?” tanya Psk Herman
“Hari Jum’at yang hasil tes dari PT, tapi karena OTG yg bersangkutan merasa tidak merakan sesuatu jadi ga percaya kalau sakit. Akhirnya melakukan tes lagi ke rumah sakit swasta yang dipercayainya . Barulah hasilnya keluar dengan hasil yang sama,” jawab Ketua RT.
Spontan Bapak – Bapak yang hari Minggu merasa kontak langsung berkomentar. Mendukung dan memotivasi untuk isolasi dan segera dibuat jadwal mengantar makanan untuk keluarganya.
Untuk sementara waktu Bapak yang covid sebut saja Pak Doni, izin keluar grup. Setelah Beliau keluar grup apa yang terjadi ?
Kemarahan meluap dari Bapak – Bapak ke Pak RT pasalnya tidak mengantisipasi.
“Sudah tahu hasil tes warganya positif covid dari hari Jum’at tapi mengapa diizinkan ikut kerja bakti dan kumpul warga dan tidak memberi tahu warga , mengapa harus menungu hasil kedua ?” pertanyaan senada yang dilontarkan warga.
“Harusnya antisipasi, mau Pak RT warganya banyak yang kena?” Lanjut Pak Herman dengan ketus.
Pak RT menanggapi dengan nada rendah dan penuh penyesalan, “Karena Beliau ga merasakan apa – apa dan akan tes sendiri ke rumah sakit jadi saya juga tunggu saja hasil tesnya. Kasihan juga jika Beliau tidak sakit harus minggir dari kita. Saya minta maaf kepada semua . Saya anjurkan yang kontak langsung untuk menjalani tes atau langsung izin ke tempat kerja melakukan isolasi mandiri di rumsh. Mudah – mudahan semua warga dilindungi Allah. Perbanyak doa ya biar pada tenang.”
Grup mendadak sepi .
Hari – hari dijalani warga dalam sepi dan sunyi . Tak seperti biasa di gang – gang tak ada lagi anak – anak bermain di luar.
Perumahan yang padat penduduk sunyi sepi bak tak berpenghuni di kota mati .
Tambun, 27082020