Celotehan Anak-anak

Celotehan Anak-anak
Oleh :Yayah Juariah

Bahagia deh kalau sudah hari Jumat, karena Sabtu dan Minggu hari kebesaran tidak home learning.
Kenapa membahagiakan? Karena dengan dua hari bisa dimanfaatkan menurunkan sedikit aliran impuls ke otak dan mencharger untuk aktivitas pada hari Senin sampai Jumatnya lagi.
Sabtu, kubuka whatsapp group kelas 72 tak ada satu tulisanpun.
Pada hari Minggunya, barulah beberapa tulisan mulai mengalir, walau cuma satu dua patah kata.
Berawal adanya tulisan dari Delia ” asyik besok Senin masuk sekolah”.
Tulis Razan ” ngigo luh”.
Nadira menimpali ” masuknya nanti 19 April De “.
Akupun mengingatkan untuk Delia juga teman-temannya bahwa “belajar di rumah sampai 19 April ya, dan ikuti daring “.
Daring itu apa bu? Tanya Razan
Dare+ verb ing = Daring, komentar Akheela.
Eh bukanlah itu Akheela, tapi singkatan dalam jaringan.
Ooh, jawab Razan sepertinya sudah paham.
Delia menanyakan apa tanggapan ibu tentang pernyataan Sawi dan Rere ?
Memang ada tulisan Sawi dan Rere tentang kegiatan belajar on line. Itu ditujukan sebenarnya buat anak-anak kelas 72. Yang pada umumnya setuju untuk belajar kembali ke kelas di sekolah. Kurang setuju akan pembelajaran on line.
Kembali aky scroll untuk membaca pendapat yang ditulis Dawi dan Rere. Inti nya kedua pendapat anak tersebut, kurang pas kalau pembelajaran secara on line, diantara kendalanya adalah pada alat komunikasi berupa handphone saat sedang digunakan muncul notifikasi yang membuat kita tertarik untuk membukanya, sehingga mengganggu konsentrasi. Lalu gangguan pada kualitas jaringan, ya akibatnya putus nyambung gitu.
Tapi positipnya belajar di rumah adalah bisa melakukan hal-hal yang memotivasi diri, sambil denger musik, berbaring, atau mencoba hal- hal baru, itu pendapat Sawi.
Berarti tipe belajar Sawi adalah bukan hanya melalui melihat, tapi ada yang kelengkapan mendengarnya juga kinestetik/gerak.
Sedangkan pendapat Rere tentang belajar di rumah penting, karena menjaga kesehatan dan keamanan buat semua orang, waspada Covid-19. Tetapi kekurangannya dalam pemberian materi pelajaran yang masih satu arah, tidak seperti jalnya kalau di kelas ada beberapa arah.
Menurut ibu, pendapat Rere akan pembelajaran yang satu arah karena keterbatasan beberapa guru keterampilan menggunakan teknologi informasi. Atau diistilahkan dengan “Gaptek”. Ibu akui itu salah satunya kurang terampil inovasi untuk menyampaikan materi sehinhga bukan satu arah saja.
Nasywa menulis” jadi pada setuju ga, belajar on line”?
Gue “ga setuju” , jawaban yang sama dari Razan, Cinta, serta Nadira.
Tak terasa waktu azan magrib tiba, dan kutulis ke group untuk istirahat untuk sholat.

# Bekasi, 6 April 2020
# Tantangan ke 13
# Tantangan 14 hari KGPBR

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *