ORANG KE 3 (BAGIAN 5)

Orang ke-3 Bag 5 Oleh : Rani Yuliana Tiba- tiba detak jantung Ibu berhenti dan denyut nadipun tak teraba. Riri menjerit sejadi jadinya. Hingga pecah isak tangisnya yang terhenti. Riri dan Astri saling memberi semangat, sedangkan sang Ayah hanya terpaku di sudut ruang tunggu. Rasanya hari itu adalah hari yang sangat mencekam. Tiada suara Ibu…

Read More

TETAP SAJA PENDATANG (10)

TETAP SAJA PENDATANG #Part10 “Lanang apa wadon…. ?….”, Seketika seseorang memberhentikan becak yang kami tumpangi di tengah jalan. “Lanang kabeeehh…”, Jawab jawab pak becak dengan nada tegas dan sedikit keras. Ketika itu aku disuruh emak diam, aku pun menurut. Meski dalam hati kecilku ingin sekali melihat apa yang sedang terjadi di luar sana, karena sepanjang…

Read More

RIUH RINDU (1)

RIUH RINDU (1) Ratih W Senja menapak…melukis keindahan semesta. Sebentuk raga tegap memesona netra. Lengkap dengan sederet kalimat yang deras terucap. Sejenak melarutkan rasa memberi sejuta wangi bunga. Selaras mendung mulai bergelayut menyambut gelap. Kata-katanya deras mengalir seolah titik hujan yang jatuh menghujam bumi. “Aku mencintaimu, karenanya Aku kembali untukmu. Hela napasku adalah namamu, detak…

Read More

AKU DAN EMA

AKU DAN EMA tantangan menulis ke-28 Oleh: Ki Was Aku panggil ia Ema Yah,itu panggilan Terdengar kuno,klasik,tradisional,kampungan entah apa lagi tapi…. Aku panggil Ema Ema Beliau yang mengandung melahirkan,menyusui,membesarkan aku tanpa resah dan putus asa juga saudara- saudaraku Ema,Ema,Ema itu yang selalu kupanggil kala pulang sekolah Ema,Ema,Ema itu yang selalu kupanggil ketika pulang bermain Ema…

Read More

HANYA SATU KATA – DEWI H.

HANYA SATU KATA oleh: Dewi Hajarwati Seribu nyanyian mengalun Seratus ucapan terdengar Bibir merekah Melepas rasa Memendam hati Menyuguhkan satu kata Hanya untukmu Padamu yang bisu Berkata tapi tak terucap Tersenyum tapi tak menawan Diam seribu bahasa Hanya menatap Dengan tatapan sendu Tak mampu berkata Walau satu kata Tambun, 15-09-20

Read More

MENANTI HUJAN REDA- iLOK

MENANTI HUJAN REDA Hujan baru saja reda Butiran airnya masih enggan beranjak Berguguran di terpa sang bayu Tanah yang basah begitu nikmat terasa aromanya Bangkitkan sebuah episode usang Merangsang untuk dikenang Ah..masa indah dulu Menanti awan hitam berarak pergi Tinggalkan segala cerita lama yang pernah ada Tapi semakin lama cerita indah itu semakin menjadi dan…

Read More

NEMPONG CAPI OLEH bANG ILOK

BETAWI PUNYA CERITA Nempong Capi Kalo kita ngiat buah capi pada manting mendot, apalagi entuh capi udah pada kuning, bikin iler kita kaga kerasa netes ngiatnya, ujug – ujungnya udahan dah kita ambil batang kayu singkong kita tempongin dah entuh capi, kena tangklean nya pada merutug dah entuh capi, eh jatohnya pas tanah kelang lah…

Read More

TETAP SAJA PENDATANG Oleh Neng Ceha

TETAP SAJA PENDATANG Neng Ceha “Teteh kenapa ?”, tanyaku dengan nafas tersengal-sengal, setelah berlari kencang melarikan diri dari amukan abah, dan aku pun duduk disampingnya. “Abah sabet teteh dengan tasbih…”, Jawabnya sesenggukan sambil menahan tangis. Kulihat wajahnya sangat pucat dan ketakutan. “Mirna juga teh tadi dikejar-kejar sama Abah sambil dilempari batu, tapi ga ada yang…

Read More

TETAP SAJA PENDATANG – PART 2 Oleh Neng Ceha

TETAP SAJA PENDATANG #PART2 Neng Ceha “Mak… bikin rumah gedong ya”, ucapku penuh pinta. Hampir setiap hari aku meminta dengan nada manja. Maklum, saat itu aku adalah anak bungsu dan usiaku kurang lebih 4,5 tahun. Entah mengapa di masa itu aku ingin sekali memiliki rumah gedong karena di sekitarku rata-rata memiliki rumah gedong sedangkan rumah…

Read More

TJIKARANG TEMPO DOELOE -R.Sania Sapoetra

Tjikarang By RSS/KDS Tjikarang, doea poeloeh toejoeh taoen Jang laloe, sekira taoen 1993 belom sampe seperti sekarang inih. Saat itoe Jang ada Baroe kawasan indoestri djababeka satoe. Berkebetoelan saja pernah begawe di itoe kawasan. Di kawasan djababeka doea Doeloe itoe masing banjak Roemah kontrakan dan Roemah bakar bata alias Lio. Belom ada hotel, moll dan…

Read More