ririwa seringkali menjadi bahan
pembicaraan yang enak didengar sebagai pelepas keseriusan sehari-
hari.
oleh Gorby Saputra
Istilah ini biasa digunakan pada hantu marakayangan alias dari arwah yang meninggalnya tidak sempurna. Ririwa ini dipercaya muncul saat si mayit belum lama dimakamkan.
Namun, ini kembali kepada keyakinan bahwa yang roh/arwah yang meninggal tidak akan kembli lagi ke alam dunia.
Mungkin inilah karena keisengan jin nyiliwuri yang sukanya menganggu manusia.
Belum jelas juga mengenai asal muasal pemberian nama Ririwa oleh masyarakat setempat.
Mungkin memiliki panggilan yang berbeda di daerah lainnya di Indonesia ini, yang jelas misteri hantu Ririwa ini cukup menyeramkan.
Tampaknya macam-macam bentuk yang dapat menakuti orang penakut, sering juga tidak tampak, hanya kedengaran suara atau terasa pegangan tangan yang dingin seperti tangan orang mati saja.
Ririwa itu adalah roh seorang dewasa, laki-laki atau perempuan, anak-anak yang telah (baru) mati “sebelum waktunya,” karena kecelakaan seperti misalnya bunuh diri dan lain sebagainya.
Yang dapat menjadi Ririwa itu adalah :
1.Orang yang mati dengan tiba-tiba;
2.Orang yang mati karena melahirkan;
3.Orang yang mati karena dimakan macan.
4.Orang yang mati karena tenggelam.
Adapun mati dengan tiba-tiba itu rupa-rupa penyebabnya seperti, jatuh dari pohon, pembunuhan, bunuh diri, atau pun karena penyakit yang sangat berat, sehingga si sakit terus mati pada hari atau malam itu juga. Ririwa ini umurnya hanya 40 hari, kemudian menghilang dan tidak datang kembali lagi.
Adapun cara ia mengganggu sbb :
1.Menghamburkan tanah dari tempat yang gelap (malam hari dari luar rumah keserambi).
2.Mengentak (menginjak-injakkan kakinya ketanah dengan keras);
3.Memegang muka, terasa dingin;
4.Memanggil-manggil
5. Membayang pada malam hari didalam rumah
6.Memadamkan lampu
7.Mengombruk-ambruk perkakas dapur;
8. Menghamburkan tanah merah ke atas rumah.
Dibawah ini suatu kejadian di Priangan Timur juga :
Disebuah desa ada seorang laki-laki bernama Wianta. Entah apa sebabnya, pada suatu hari ia menggantung diri.
Pagi-pagi benar kedapatan ia telah tergantung dengan lehernya terikat diatas sebatang pohon nangka, ditepi jalan desa antara kampung Gunungputri dan Bantarawaru.
Hari itu juga mayat Wianta diturunkan orang dan di kuburkan sebagai mestinya/biasa.
Pada malam harinya dan beberapa malam berikutnya tidak ada seorang pun penduduk desa yang berani melalui tempat kejadian itu.
Pada suatu malam, kira-kira 5 hari kemudian, di kampung Bantarwaru ada orang menanggap/ mengadakan pertunjukan wayang.
Oleh karena itu banyak juga penduduk kampung tersebut terutama pemuda-pemudinya yang ingin pergi menonton wayang tertsebut.
Oleh karena takut Ririwa-Wianta, mereka pergi dalam beberapa rombongan dari 4 –5 orang. Rombongan pertama pergi sehabis magrib (setelah jam 6 malam).
Ketika mereka melalui tempat kejadian itu, sekonyong-konyong terdengarlah suara kaki mengentak dibawah pohon nangka itu.
Pemuda-pemuda tadi berlari-lari ketakutan, dan mereka mendengar dengan nyata suara Wianta memanggil-manggilnya.
Rombongan yang kedua yang berangkat tak lama kemudian, ketika melalui tempat tersebut, diganggu juga.
Salah seorang dari rombongan itu merasa pundaknya ada yang meraba dengan tangan yang sangat dingin.
Karena kaget dan takutnya ia berteriak dan terus lari; maka teman-temannya pun ikut lari juga.
Demikianlah pada malam itu semua orang yang lalu disana masing-masing diganggu dengan pelbagai cara : Ada yang dibisikin telinganya, ada yang ditarik banjunya dan lain sebagainya setidak-tidaknya dilempari tanah dari bawah pohon nangka tadi.
Gangguan-gangguan semacam itu setiap malam terjadi pada orang-orang yang melalui jalan itu, tetapi makin lama makin berkurang dan setelah kurang lebih 40 hari gangguan-gangguan itu berhenti sama sekali; kata penduduk desa itu rohnya sudah pergi dari Alam Dunia ke Alam Gaib.
Selain daripada itu Kunti dan Ririwa tersebut diatas, maka termasuk pula golongan Lelembutan yang jahat.
Like!! Thank you for publishing this awesome article.
I really like and appreciate your blog post.
Thanks so much for the blog post.
Good one! Interesting article over here. It’s pretty worth enough for me.