Kampung Pulo Desa Sumberjaya
Oleh Ari Sus
Jika kita masuk ke Kantor Desa wilayah Sumberjaya, maka kita akan tahu letak wilayah Kampung Pulo. Ya, benar Kampung Pulo adalah salah satu wilayah yang terletak di Desa Sumber Jaya. Wilayah-wilayahnya dimulai dari, kampung Warungasem, kemudian masuk lurus ke dalam Pulau kapang, kemudian masuk ke dalam lagi Pulau Seberang Betan, dan masuk ke dalam lagi, adalah Pulau Poncol. Ada juga pulau Prapatan yang maju ke arah desa Jejalenjaya di sebelah barat.
Mengapa disebut Kampung Pulo karena dahulunya Kampung tersebut dikelilingi rawa-rawa. Dataran Kampung Pulo termasuk dataran yang lumayan tinggi, dan tidak terkena banjir. Oleh karena itu kemungkinan daerah Kampung Pulo sudah ditinggali oleh manusia dari zaman purba.
Kampung pulau terkenal dengan penduduknya yang religi. Penduduk asli kampung Pulo adalah suku Betawi. Namun logat dan bahasa lisannya tidak sama dengan suku Betawi di Jakarta.
Mata pencaharian penduduk nya sebagian adalah sebagai pedagang. Dan uniknya, kebanyakan dari mereka berdagang bubur ayam. Oleh sebab itu oleh sebab itu, kampung mereka mendapat julukan Kampung bubur. Namun ada satu produk asli kampung Pulo yang terkenal. Karena bertahan memproduksi kue-kue asli Betawi. Namun sayangnya produksi kue-kue itu hanya ada saat menjelang lebaran. Jenis kue-kue kering yang diproduksi saat menjelang lebaran adalah Perocot atau Akar Kelapa, Rengginang, Teng-teng, sagon, dan kue duit. Sedangkan kue-kue basah yang diproduksi setiap hari adalah Kue Lopis, kue Lapis, unti, Putu Mayang, Ongol-ongol, Apem, Jalabia dan yang paling terkenal dari Pulo adalah kue Lepet Mang Puloh.
Mereka berdagang sampai seantero Jakarta. Mereka pergi Berdagang pada waktu hampir siang. Hampir siang ini dalam bahasa Pulo bermakna pagi-pagi sekali setelah Subuh sekitar jam 5.30 pagi hari. Dan pulang berdagang kompak hampir bersamaan pada jam sebelum dzuhur.
Kalau ada sinetron Tukang Bubur Naik Haji, Maka jangan tanya kalau di Kampung Pulo pun banyak tukang bubur yang pergi haji. Meskipun mata pencaharian mereka hanya sebagai pedagang bubur, namun rumah mereka hanya yang besar dan luas. Tanahnya juga luas dan punya banyak kontrakan.
Sebagian mereka yang berdagang bubur, biasa memasarkan produknya di kawasan Perumahan Elite di daerah Jakarta.
Jika ada yang ingin tahu Berapa harga satu porsi bubur yang mereka jual, hampir tidak ada yang sama harganya antara satu pedagang dengan pedagang lainnya. Harga satu porsinya tergantung dimana mereka menjualnya.
Kalau dijual di perumahan biasa maka harga berkisar antara Rp5.000 sampai Rp10.000. Namun ketika berjualan di daerah perumahan elit maka harganya satu porsi bisa menjadi Rp27000, sampai dengan Rp37000.
Warga di Kampung Pulo adalah penduduk yang kompak dan bersatu. Mereka juga sangat menghargai para pendatang atau perantauan. Mereka mampu bersaing dengan penduduk pendatang. Sehingga tidak ada kesenjangan yang mencolok di daerah sumber jaya. Banyak kaum muda di Kampung Pulo yang merupakan kaum terpelajar dan mereka bisa menjadi pengusaha dan juga menjadi pejabat daerah setempat. Ada juga yang menjadi pedagang PNS petani dan seniman.
Itulah sekilas catatan tentang Kampung Pulo.