Bukti Bakti Cinta Tanah Air Pejuang Masa Kini

Bukti Bakti Cinta Tanah Air Pejuang Masa Kini

Iim Kamilah

Ya Allah, bercucuran air mata, penuh pilu. Hati teriris saat tim kesehatan mencurhatkan jeritan hati tim kesehatan. Ketika semua diharuskan di rumah, tim kesehatan harus berada di garis depan melawan musuh ganas mematikan. Musuh yang tak kelihatan wujudnya bagai hantu tapi memborbardir selurus bumi ini.

Cinta tanah air meminta bukti. Tim kesehatan tetap harus bekerja. Melayani dengan mempertaruhkan nyawa. Para pahlawan kesehatan satu persatu berguguran. Dokter dan suster yang meninggal karena menolong pasien kian bertambah dari hari ke hari.
Relawan non medis mulai terjun. Terpanggil nuraninya melihat SDM kesehatan sudah tidak mampu lagi mengatasi keadaan.

Meskipun di luar negeri, jumlah kematian karena terkena virus corona hanya 3% selebihnya sembuh total. Namun di Indonesia, lain. Mungkin karena negara kita masih kurang fasilitas dan alat perlindungan serta ketidakompakkan mendukung program putuskan mata rantai virus dalam 14 hari, jumlah ODP dan PDP semakin banyak. Dari data media diperoleh angka jumlah yang meninggal karena corona lebih banyak daripada yang sembuh. Itulah tanah air kita.
Berbeda dengan luar negeri yang 97% sembuh, 3% meninggal.

Cinta tanah air meminta bukti.
_Kami ada di sini untuk anda_
_Anda di rumah untuk kami_
(Pesan tim kesehatan)
Ya Allah, derai air mata sulit dibendung. Selamat jalan, para pahlawan. Terimakasih atas perjuanganmu. Tim kesehatan dan para relawan, terimakasih atas pengkhidmatanmu. Kami akan mendukungmu. Kami akan stay at home untukmu dan untuk bangsa. Tak masalah bila ketaatan dan kewaspadaan ini dinilai sebagai bentuk kepanikan oleh sebagian orang. Setiap orang boleh punya prinsip yang berbeda yang penting mari selamatkan semua orang dan tingkatkan kepedulian pada sesama terutama yang terkena keharusan isolasi. Bisa jadi mereka kurang sembako dan lainnya. Kini saatnya saling berbagi. Tidak melulu hanya pikirkan aku, aku, dan aku.

#KGPBR writing challange (5)