Karya : Zol Viandri Koto
Dipenjara berjeruji besi
Di televisi sibuk sinetronan
Para pejabat gila korupsi
Rakyatnya gila bermediasosialan
Ada puisi berjudul Negeri Para Bedebah
Dibacakan paling enak sambil berdiri
Kalau tongkat telah membawa rebah
Jangan salahkan rakyat membuat aturan sendiri
Kucing kurus mandi di papan
Lebih baik kurus daripada banyak lemak
Mengurus partai saja berantakan
Apalagi mengatur masyarakat yang banyak
Kalau dulu ganyang Malaysia
Tumpas rakyatnya tanpa pandang bulu
Kalau ingin membenahi Indonesia
Tegakkan hukum terlebih dahulu
Para demontran berhasil bertahan
Dari Pak polisi yang tak mau diajak kompromi
Hati-hati bahaya sinetron murahan
Lebih ganas daripada bencana tsunami
Pergi melangkah berlari di beton tinggi
Semua lahan sudah langka penyerapan
Alangkah sedih melihat sinetron televisi
Isinya melulu mengajarkan anak berpacaran
Apa guna lemari papan
Apalagi isinya kosong
Apa guna berwajah tampan
Kalau giginya ompong
Pergi berlayar ke Tebing tinggi
Pulangnya membawa katun
Apa gunanya berilmu tinggi
Kalau tidak punya sopan santun
Lemari kaca isinya topeng
Kalau dibuka isinya kosong
Sudahlah wajahnya bopeng
Punya mulut giginya ompong
Sebelum belajar budayakan literasi
Membaca buku tak pernah letih
Katanya ingin memberantas korupsi
Tetapi kerjanya kok tebang pilih?
`
Kelapa muda diminum dengan es lilin
Kelapa tua dimakan dengan terasi
Kepala sekolah tidak bisa memimpin
Lah, kok guru-guru yang dirotasi?
Mari pulang, kawan mari lah pulang
Pulang ke kampung bawa rambutan
Kalau dulu barang dagangan yang dilelang
Sekarang malah pemimpin ikut-ikutan
Ke penghulu menikah dilarang gombal
Kawini gadis jangan cepat bercerai
Dulu pernah aset negara yang dijual
Kini ideologi negara yang tergadai
Zat padat bukanlah zat cair
Zatnya hilang tinggal halusinasi
Kita memang punya tanah dan air
Tetapi sayang pantainya direklamasi
Pos ronda bukanlah tempat penginapan
Apalagi begadang dengan uang saweran
BOS dan BOP tujuannya untuk pendidikan
Tetapi kok malah banyak disalahgunakan?
Terapi kejut bagus untuk membuat jera
Panas-panas malah tawuran dan kepalanya babak belur
Awas menghina presiden bisa dipenjara
Tapi menistakan Al-Quran malah nekad jadi gubernur?
Ke Cikarang olah raga segarkan badan
Pergi berombongan pakai sepeda
Dunia sekarang memang semakin edan
Teman sendiri diberi kopi bersianida
Gelang sepatu gelang
Mari pulang ke pulau Bintan
Kalau jabatan sudah di lelang
Terimalah pemimpin yang instan
Tanah, air, dan udara milik negara
Bendera merah putih selalu terbentang
Sungguh malang nelayan segara
Punya pantai dicaplok pendatang
Tambun, Oktober 2016