Jejak Langkah

Oleh : Ratu Nandi

Duduk pada sebuah kursi beton yang kusam
Memandangi langkah-langkah yang bergegas
Seperti hendak memburu matahari yang takkan
Kembali esok hari. Seorang lelaki tua,
Tak bergeming. Ia begitu khusuk
Dengan mainan anak-anak yang dijajakannya

Matahari kian menyengat. Seorang juru parkir
Sibuk menyusun barisan kendaraan yang diaturnya
Kebisingan knalpot adalah simfoni hidupnya sehari-hari. Di kepalanya tak ada urusan pajak atau denda
Yang penting pulang bisa menenteng rasa bahagia
Untuk buah hati di rumahnya di tepi kali

Inilah wajah ibukota, kehidupan yang
Sering didaur ulang oleh kepentingan-kepentingan, renungku
Potret kehidupan yang saling tindih
Di antara hukum-hukum yang diperjual-belikan

Aku pandangi map yang menyimpan masa depan
Namun entah di mana keberadaan untuk aku menang?

Aku lunglai. Tertunduk menanti sebuah kepastian
Aku telah berbaur dengan mereka yang kalah
Aku sudah memasang badan bagi kerasnya ibukota
Tapi tanda-tanda keberhasilan belum terlihat
Namun aku harus bergerak, ke mana dan di mana
Yang pasti aku tidak boleh menyerah, dan kalah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *